MANFAAT KERJASAMA ANAK USIA DINI
Manfaat Kerjasama Anak Usia Dini Sangat Penting Dalam
Usia Perkembangannya. Pada usia sekolah interaksi dengan teman pada usia
sekolah menjadi lebih kompleks, lebih selektif, dan secara subjektif lebih
menonjol (Erwin dalam Durkin, 1995). Masuknya anak ke sekolah membuat anak
menghabiskan lebih banyak waktunya dengan teman. Kelompok teman sebaya menjadi
ciri penting dalam kehidupan sosial. Pada masa ini, anak diperkirakan akan
memilih teman dengan usia yang relative
sama. Mulai usia tujuh tahun, mereka juga akan memilih teman dengan jenis
kelamin yang serupa.
Pada usia ini, anak mulai memiliki kesanggupan
menyesuaikan diri-sendiri (egosentris) kepada sikap yang kooperatif (bekerja
sama) atau sosiosentris (mau memperhatikan kepentingan orang lain). Anak dapat
berminat terhadap kegiatan-kegiatan teman sebayanya, dan bertambah kuat keinginannya untuk diterima menjadi anggota
kelompok (gang), dia merasa tidak senang apabila tidak diterima dalam kelompoknya.
Berkat perkembangan sosial, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan kelompok
teman sebaya maupun dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Dalam proses
belajar di sekolah, kematangan perkembangan sosial ini dapat dimanfaatkan atau dimaknai
dengan memberikan tugas-tugas kelompok,
baik yang membutuhakn tenaga fisik (seperti, membersihkan kelas dan halaman sekolah), maupun tugas yang membutuhkan
pikiran (seperti merencanakan kegiatan camping).
Perkembangan sosial berfungsi untuk membantu anak
memahami alasan tentang diterapkannya aturan, seperti keharusan memelihara
ketertiban di dalam kelas, dan larangan masuk atau keluar kelas saling
mendahului,membantu anak memahami dan membiasakan mereka untuk memelihara
persahabatan, kerjasama, saling membantu dan saling menghargai/menghormati, dan
memberikan informasi tentang adanya keberagaman budaya, suku dan agama di
masyarakat, atau di kalangan anak sendiri, dan perlunya saling menghormati di antara
mereka.
Belajar bekerja sama mempersiapkan siswa untuk masa
depannya di masyarakat yaitu memacu siswa untuk belajar secara aktif ketika ia
bekerja sama dan bukan hanya pasif. Hal ini memotivasi siswa untuk mencapai
prestasi akademik yang lebih baik, menghormati perbedaan yang ada dan kemajuan
dalam kemampuan sosial. Kesemuanya itu akan membangun kemampuan kerja sama
seperti komunikasi, interaksi, rencana kerja sama, berbagi ide, pengambilan
keputusan, mendengarkan, bersedia untuk berubah, saling tukar ide dan
mensintesis ide (Sharan dan Sharan, dalam Suyanto 2005). Belajar bekerja sama
juga merupakan sebuah metode yang dapat meningkatkan prestasi akademik yang
implementasinya tidak membutuhkan biaya mahal (Lyman dan Foyle, dalam Suyanto
2005).
Yudha M. Saputra, dkk (2005) juga mengatakan manfaat
pembelajaran kerjasama adalah: mampu mengembangkan aspek moralitas dan
interaksi sosial peserta didik karena melalui kerjasama anak memperoleh
kesempatan yang lebih besar untuk berinteraksi dengan anak yang lain,
mempersiapkan siswa untuk belajar bagaimana caranya mendapatkan berbagai
pengetahuan dan informasi sendiri, baik guru, teman, bahan pelajaran ataupun
sumber belajar yang lain, meningkatkan kemampuan siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain dalam sebuah tim, membentuk pribadi yang terbuka dan menerima
perbedaan yang terjadi, dan membiasakan anak untuk selalu aktif dan kreatif
dalam mengembangkan analisisnya.
Selain itu Manfaat yang dapat dihasilkan melalui pembelajaran
kerjasama adalah anak akan bertambah sikap tanggung jawabnya terhadap dirinya
sendiri maupun anggota kelompoknya, anak akan bangkit sikap solidaritasnya
dengan membantu teman yang memerlukan bantuannya, anak akan merasakan perlunya
kehadiran teman dalam menjalani hidupnya, anak dapat mewujudkan sikap kerjasama
dalam kelompok dan merefleksikannya dalam kehidupan, dan anak mampu bersikap
jujur dengan mengatakan apa adanya kepada teman dalam kelompoknya (Saputra, dkk
2005).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat
kerjasama anak usia dini yaitu untuk memupuk rasa percaya diri anak dalam
bekelompok bermain bersama teman-teman sebayanya maupun dalam lingkungan
sosialnya, karena anak yang mempunyai kemampuan kerjasama tinggi akan mudah
menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan, terhadap keluarga, sekolah,
dan teman-temannya, anak dapat belajar memahami nilai memberi dan menerima
sejak dini, anak juga akan belajar menghargai pemberian orang lain sekalipun ia
tidak menyukainya, menerima kebaikan dan perhatian teman-temanya. Dengan
kemampuan kerjasama yang baik anak dapat menikmati masa kecilnya. Ia pun akan
tumbuh menjadi orang dewasa yang mempunyai kemampuan adaptasi yang baik, dan
kehidupannya akan lebih bahagia.