Gejala Penyakit Diare
Gejala
diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi empat kali atau
lebih dalam sehari, yang kadang disertai: muntah, badan lesu atau lemah, panas,
tidak nafsu makan, darah dan lendir dalam kotoran, rasa mual dan muntah-muntah
dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara
tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu
makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang
perut, serta gejala- gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot
atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang- kadang
menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi (Amiruddin, 2007).
Menurut
Ngastisyah (2005) gejala diare yang sering ditemukan mula-mula pasien cengeng,
gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang, tinja mungkin disertai
lendir atau darah, gejala muntah dapat timbul sebelum dan sesudah diare. Bila
penderita benyak kehilangan cairan dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai
nampak, yaitu berat badan menurun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar
menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.
Dehidrasi
merupakan gejala yang segera terjadi akibat pengeluaran cairan tinja yang
berulang-ulang. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan elektrolit yang
melebihi pemasukannya (Suharyono, 1986). Kehilangan cairan akibat diare
menyebabkan dehidrasi yang dapat bersifat ringan, sedang atau berat.
Menurut Schwartz (2004), tanda dan gejala
diare pada anak antara lain:
Gejala
Umum
- Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare
- Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut
- Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare
- Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun, apatis bahkan gelisah
Gejala Spesifik
- Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan berbau amis
- Disenteriform: tinja berlendir dan berdarah