Klasifikasi Protozoa
Saat ini
nama Protozoa tidak di gunakan lagi sebagai nama suatu takson, tapi
Kelompok-kelompok taksonomi yang tadinya di bawah protozoa tingkatannya banyak
yang berubah dan banyak yang dinaikan sebagai Phylum. Sebagai contoh saat ini
kinetoplastida yang dalam klasifikasi lama adalah nama salah satu familia
anggota dari Mastiigophora sekarang menjadi salah satu Phylum tersendiri.
Banyak perubahan posisi klasifikasi dari anggota-anggota protozoa, perubahan
ini pada prinsipnya dilakukan setelah ada bukti dan anilisis yang dapat
menyimpulkan tentang posisi kekerabatan dari takson-takson tersebut.
Klasifikasi
protozoa berdasarkan alat geraknya, sebagai berikut:
Rhizopoda
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)
yang merupakan penjuluran protoplasma sel. Hidup di air tawar, air laut,
tempat-tempat basah, dan sebagian ada yang hidup dalam tubuh hewan atau
manusia. Jenis yang paling mudah diamati adalah amoeba
Flagellata (Mastigophora)
Bergerak dengan falgel ( bulu cambuk )
yang digunakan juga sebagai alat indera dan alat bantú intuk menangkap makanan.
Dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Fitoflagellata. Flagellata autotrofik (berkloroplas), dapat berfotosintesis. Contohnya: Noctiluca milliaris, Volvox globator, Zooflagellata, Euglena viridis
- Flagellata heterotrofik (tidak berkloroplas). Contohnya: Trypanosoma gambiens, Leishmania.
Ciliata (Ciliophora)
Anggota Ciliata ditandai dengan adanya
silia (bulu getar) pada suatu fase hidupnya, yang digunakan sebagai alat gerak
dan mencari makanan. Ukuran silia pendek dari flagel. Memiliki 2 inti sel (nukleus),
yaitu makronukleus (inti besar) yang mengendalikan funsihidup sehari-hari
dengan cara mensintesis RNA, juga penting untuk reproduksi aseksual, dan
mikronukleus (inti kecil) yang dipertukarkan pada saat konjugasi untuk proses
reproduksi seksual. Ditemukan vakuola kontraktil yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air dalam tubuhnya. Banyak ditemukan hidup di laut maupun air
tawar.
Contoh: Stentor, Paraemecium caudatiun,
Didinium, Vorticella, Balantidium coli.
Sporozoa
Tidak memiliki alat gerak khusus,
mengahasilkan spora (sporozoid) sebagai cara perkembangbiakannya. Sporozoid
memiliki organel – organel kompleks pada salah satu ujung selnya yang dikhususkan
untuk menembus sel dan jaringan inang. Hospes parasit pada manusia dan hewan.
Contoh: Plasmodium sp.