Pengertian Lichenes
Menurut
Hasairin (2007), alga pada lichenes dapat hidup tanpa bersimbiosis, tapi hampir
semua jamur pada lichenes hanya dapat hidup jika bersimbiosis dengan alga. Alga
yang ikut menyususn tubuh lichenes disebut gonidium, dapat bersel tunggal
ataupun berbentuk koloni. Kebanyakan gonidium adalah alga biru (Cyanophyceae)
antara lain Choococcus dan Nostoc, kadang-kadang juga alga hijau (Cholorophyceae)
misalnya Cystococcus dan Trentopohlia (Aththorick dan Siregar, 2006).
Setiap
jenis alga akan menghasilkan lain jenis lichenes. Jadi bentuk lichenes
tergantung pada macam cara hidup bersama antara kedua macam organisme yang
menyusunnya. Dapat juga hubungan antara kedua alga dan jamur itu dianggap
sebagai suatu helotisme. Keuntungan yang timbal balik itu hanya bersifat
sementara, yang pada permulaannya saja, tetapi akhirnya alga diperalat oleh
cendawan, dan hubungan mana menyerupai hubungan seorang majikan dengan budaknya
(helot) (Aththorick dan Siregar, 2006).
Tumbuhan lichens
ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam pembentukan tanah.
Tumbuhan ini bersifat endoli tik karena dapat masuk pada bagian pinggir batu.
Lichenes ini menghasilkan asam, dan kemudian asam itu melubangi batu dan lama
kelaman memecahnya. Begitu batu menjadi tanah, tanaman lain pun bisa tumbuh di
sana.
Dalam
hutan yang sudah mantap, lumut dan lichenes akan menyerap air dari hujan dan
salju yang mencair. Hal ini mengurangi kemungkinan adanya banjir dalam musim
semi dan kekeringan sungai dalam musim panas. Juga mengurangi hilangnya tanah
oleh erosi air (Kimbal, 1999).
Lumut
kerak ini bahkan bisa tumbuh di tengkorak binatang yang mati. Dalam hidupnya
lichenes tidak memerlukan syarat hidup yang tinggi dan tahan terhadap
kekurangan air dalam jangka waktu yang lama. Lichenes tumbuh sangat lambat dan
umurnya pun panjang. Lichenes yang hidup pada batuan dapat menjadi kering
karena teriknya matahari, tetapi tumbuhan ini tidak mati, dan jika turun hujan
bisa hidup kembali. Pertumbuhan talusnya sangat lambat, dalam 1 tahun jarang
lebih dari 1 cm. Tubuh buah baru terbentuk setelah mengadakan pertumbuhan vegetatif
bertahun-tahun.
Satu hal
yang tak disukai oleh tumbuhan ini adalah udara dan air yang beracun. Itulah
sebabnya kita tidak akan bisa menjumpai tumbuhan ini tumbuh dekat pabrik-pabrik.
Karena sifatnya yang peka ini lichenes sering dipakai sebagai penunjuk adanya pencemaran
udara di suatu daerah (Bold,1987; Sutiyo dan Perkerti, 2010). Dengan
pertumbuhan kerak tidak hanya mengalami kemunduran didaerah yang terkena polusi
berat tetapi menjadi langka atau menghilang.
Hampir
sebagian besar spesies lichenes sangat sensitive terhadap gas belerang dioksida
(SO2) dan gas buang lainnya yang berasal dari industri dan kendaraan
bermotor (Pratiwi, 2006; Suwarso, 1995) Para ahli mengemukakan berbagai
pendapat mengenai pengelompokan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan.
Ada yang berpendapat bahwa lichenes dimasukkan kedalam kelompok yang tidak terpisah
dari jamur, tapi kebanyakan ahli berpendapat bahwa lichenes perlu dipisahkan
dari jamur atau memiliki kelompok sendiri. Alasan dari pendapat yang kedua ini
adalah karena jamur yang membangun tubuh lichenes tidak akan membentuk tubuh lichens
tanpa alga. Hal lain didukung oleh karena adanya zat-zat hasil metabolisme yang
tidak ditemui pada alga dan jamur yang hidup terpisah (Yurnaliza , 2002).
Menurut Pandey & Trivendi (1977),
simbiosis antara alga dan fungi, memberikan dua penafsiran yang berbeda,yaitu:
- Disebut simbiosis mutualisme, bila dipandang ke dua simbion dapat memperoleh keuntungan dari hidup bersama. Pada simbiosis tersebut alga memberikan hasil fotosintesisnya, terutama yang berupa karbohidrat kepada fungi, dan sebaliknya fungi memberikan air dan garam-garam kepada alga.
- Disebut helotisme, bila keuntungan yang timbale balik itu hanya sementara, yaitu pada permulaannya saja, tetapi pada akhirnya alga akan diperalat oleh fungi.