Sejarah Manga
Namun ada
juga yang menyebut manga pertma kali muncul abad 12 (pada akhir zaman Heian)
dimana mangan generasi awal yang bertajuk “Choju Jinbutsu Giga” karya biksu
Toba Soojoo yang berisi berbagai gambar lucu hewan dan manusia. Manga yang
dibuat banyak seniman ini memenuhi hampir semua persyaratan manga. Sederhana,
memilki cerita didalamnya, dan memilki gambar artistik.
Pada
pertengahan abad ke-12, terdapat gulungan surat bergambar yang terkenal yang
disebut Shigisan Engi Emaki, yang
menggambarkan gerakan yang dinamis. Dalam gambar tersebut terdapat sebuah
adegan pendeta Buddha Myoren membuat sebuah panic ajaib terbang ke udara dan
membawa gudang beras orang kaya ke puncak gunung. Sedangkan pada adegan
lainnya, karung-karung beras terbang keluar dari gudang. Kemudian Bandainagon
Ekotoba (akhir tahun 1100- an) memperlihatkan gerbang utama dari sebuah kuil
terkenal yang sedang terbakar dengan ekspresi wajah dari sekitar seratus orang
yang dikejutkan oleh api atau orang-oarang yang melarikan diri, hal ini membuat
adegan ini menjadi hidup dan membuat kita merasa ada diantara mereka. Kedua gambar
ini termasuk kedalam kategori cerita
bergambar (emaki-mono).
Kemudian
pada zaman Kamakura (1185-1333) seiring dengan perkembangan agama Buddha, komik
juga terlihat yaitu pada gulungan surat bergambar seperti Jigooku Zooshi
dalambentuk adegan gambar neraka dan Gaki Zooshi dalam bentuk adegan
penderitaan, kedua surat bergambar ini memperlihatkan adegan yang berhubungan
dengan kematian.
Pada
zaman Muromachi (1333-1568) ada contoh komik berbentuk cerita pendek yaitu
Otogi Zooshi. Pada masa ini keberanian berimajinasi, daya piker dan selera
humor yang tinggi sudah terlihat jelas.
Di zaman
Edo (1603-1867), pertumbuhan kebudayaan popular memberikan semangat baru dalam
komik yang merebut daya tarik lebih besar dalam bentuk buku cetakan blok kayu,
seperti pada lukisan Ootsure-e yang
dibuat dengan tekanan kuas yang kasar, lukisan Toba-e dengan sindirannya
terhadap manusia, dan lukisan paham Kuwagata Keisai (1764-1824) yang dikenal
juga sebagai Kitao Masayoshi, serta Yamaguchi Soken (1759-1818).
Sejarah
komik Jepang seutuhnya berawal pada zaman Edo, ketika istilah manga (komik
Jepang) pertama kali digunakan oleh pelukis Ukiyo-e (grafis pahatan kayu) yang
terkenal yaitu Hokusai Katsushika. Ia
memproduksi sebuah serial buku bergambar yang diterbitkan dalam 15 jilid antara
tahun 1814 dan 1878. Manga ini berisi lebih dari 4000 ilustrasi. Cara Hokusai
menggambarkan gerakan badan manusia, dan pengamatan ilmiahnya tentang gerakan
otot benar- benar terlihat alami dan nyata, sepertti dalam komik Suzume
Odori-zu (Dancing Sparrow, Burung Pipit Sedang Menari, Jilid 3). Yari No
Keiko-zu (Spear Throwing Practice, Latihan Melempar, Jilid 6), dan juga
Bureiko-zu (Informal Party, Pesta Tidak Resmi, Jilid 8).
Pada
zaman Showa (1926-1989) yang dikenal juga dengan abad manga anak-anak, dimana
saat itu, manga mulai berkembang pesat. Pada tahun 1989 dalam selang waktu satu
tehun telah diterbitkan sekitar 500 juta manga, 500 juta majalah manga bulanan,
dan 700 juta majalah mingguan manga. Dari prestasi yang dicapai ini Jepang
dapat dikatakan sebagai “Kerajaan Manga”, yang mulai bangkit dalm situasi
setelah melewati masa perang lewat manga anak-anak.
Sebelum
dan selama Perang Dunia ke-II, para seniman local menggunakan The Japan Punch
sebagai media penerbitan yang juga merupakan majalah komik dengan cerita humor
yang dikelola oleh orang-orang Inggris yang tinggal di Jepang, meskipun awalnya
The Japan Punch muncul sebagai sindiran politik pada saat itu diawasi dengan
ketat oleh pemerintah Jepang (Anggraini,, 2008).
Berkembangnya
tekhnologi produksi manga pada pada pasca Perang Dunia ke-II tidak lepas dari
peran serta komikus berbakat Osamu Tezuka (1928- 1989). Tezuka mengubah wajah
dunia manga pasca Perang Dunia ke-II secara radikal. Ia menggunakan gaya narasi
yang unik dengan komposisi cerita menyerupai novel yang disebut dengan Story
Manga (komik naratif) dengan alur cerita yang naik turun saat menuju klimaks
cerita serta menggunakan tekhnik- tekhnik seperti pada pembuatan film, dengan
sudut pengambilan gambar yang dinamis dengan penggalan- penggalan gambar yang
tidak beraturan, yang sengaja didesain untuk menggambarkan urutan gerakan dan
membangun ketegangan . bunyi pun juga
diungkapkan dengan huruf sebagai penggambaran aktifitas bisu dan emosi. Tezuka
juga memperkenalkan system produksi manga yang baru, yaitu cara mempercepat
produksi serta menjamin kelangsungan usaha manga. Selain itu diperkenalkan
tekhnik sinematik kedalam komik tradisional.
Selama
tahun 1960-an, seiring dengan meningkatnya pendapatan ekonomi Jepang,
perusahaan penerbitan komik menyadari bahwa pasar untuk buku komik dan majalah
komik telah berkembang dan jumlah komikpun meningkat.
Pada
tahun 1963, Tezuka membuat animasi televise untuk pertama kalinya dan menjual
karakter animasi tersebut untuk menutupi biaya produksi. Karya- karyanya yang
sukses besar diluar negeri antara lain yaitu “Mighty Atom” (Astro Boy) dan
“Jungle Emperor”. Tezuka juga memproduksi karun versinya sendiri yang bejudul
“Faust”, dan Destovyeki’s Crime and Punishmen” yaitu menceritakan tentang kehidupan
Buddha serta drama mengenai samurai.
Kemudian
karya Tezuka tersebut dibuat dalam lembaran komik yang sangat dihargai sebagai
suatu karya seni.
Populernya
karya-karya Tezuka memacu munculnya banyak serial animasi yang berdurasi 30
menit, yang kebanyakan didasarkan pada serial yang diterbitkan majalah-majalah
komik. Sejumlah film animasi telah diterjemahkan ke dalam berbagai Negara.
Tezuka
telah meletakkan pondasi bagi industri manga di Jepang pasca Perang Dunia ke
–II dan merombak tradisi manga lama. Ia
meninggal pada tahun 1989, dan untik mengenang jasanya didirikanlah Manga
Museum pada tahun 1994 di Tajarazuka (Anggraini, 2008).