ASPEK-ASPEK HUBUNGAN INTERVIEW KONSELING


Harapan untuk memperoleh kebahagiaan dalam hidup, sukses dalam cita-cita dan memperoleh segala hal yang ideal dan mulia, merupakan dambaan setiap individu. Tetapi pada kenyataannya, hal ini tidak dapat dicapai oleh setiap oang. Ada sejumlah orang yang tidak banyak menghadapi kendala ketika menjalaninya, namun bagi sebagian yang lain, hambatan itu serasa tiada hentinya.
Munculnya masalah dalam kehidupan individu dapat dikatakan secara pasti memerlukan pemecahan, akan tetapi tidak setiap orang mampu menemuklan cara pemecahannya sendirian, sehingga memerlukan bantuan pihak lain, salah satunya melalui konseling.
Lalu, bagaimana hubungan antara konselor dan klien sebenarnya?  Untuk memperoleh pemahaman yang jelas tentang konseling, dapat dikemukakan aspek-aspek hubungan interview konseling menurul Williamson sebagai berikut:
  1. Interview konseling bersifat individual
  2. Hubungan  interview tersebut sangat pribadi. Ini artinya, sebagai seorang konselor, dituntut untuk selalu menjaga kerahasiaan pribadi kliennya. Apapun hal yang diketahuinya dari pribadi kliennya, tidak boleh untuk diungkapkan ke publik. Menjaga kerahasiaan pribadi klien adalah tanggung jawab moral dan merupakan bagian dari kode etik seorang konselor.
  3. Interview konseling bersifat life-centerd (berpusat pada kehidupan), dalam arti memusatkan perhatian pada perkembangan individu terutama self-concept dan self-perception.
  4. Interview konseling memusatkan perhatian ke usaha menggunakan kemampuan berpikir untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
  5. Interview konseling merupakan hubungan dengan afeksi (unsur-unsur emosi)meskipun bersifat rasional dan unsur ini tidak dihapuskan atau diabaikan, melainkan digunakan sebagai tenaga penggerak atau untuk memotivasi.
  6. Interview konseling merupakan hubungan yang bersifat develop mental, memperhatikan masa depan klien.
  7. Interview konseling merupakan hubungan yang bersifat membantu dan konseling memanfaatkan perhatiannya kepada klien.
  8. Hubungan interview konseling menekankan pada martabat dan harga diri individu sebagai pribadi
Berdasarkan ke delapan aspek di atas, dapat ditegaskan bahwa hubungan konselor-klien adalah dekat, akrab dan pribadi. Namun begitu, hubungan konselor-klien janganlah seperti hubungan orangtua dengan anak. Karena itu, misalnya klien gagal dalam UMPTN, wajar jika orang tua menangis, tetapi konselor tidak boleh ikut menangis.
Hal lain yang juga mungkin perlu ditegaskan adalah tentang tugas konselor. Ia bukan saja bertugas mengembangkan potensi  siswa/klien, tetapi juga bertugas mempengaruhinya  untuk berkembang  ke arah tertentu. Misalnya dalam nilai, konselor mempunyai  landaasn yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mempengaruhi dan bukan untuk menentukan lagi keterikatan nilai yang akan diambil siswa. Konselor boleh menunjukkan nilai-nilainya untuk dipertimbangkan siswa/klien, tetapi tidak boleh memaksakannya. 

Artikel Terkait :