Faktor-faktor Penyebab Kebangkrutan
Banyak
faktor-faktor penyebab kebangkrutan. Darsono dan Ashari (2005), menyatakan
secara garis besar penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor internal yang dapat menyebabkan kebangkrutan
perusahaan yaitu:
Manajemen
yang tidak efisien
Manajemen
yang tidak efisien akan mengakibatkan kerugian terus menerus yang pada akhirnya
menyebabkan perusahaan tidak dapat membayarkewajibannya. Ketidakefisienan ini
diakibatkan oleh pemborosan dalam biaya, kurangnya keterampilan dan keahlian
manajemen.
Ketidakseimbangan
dalam modal yang dimiliki dengan jumlah piutang-hutang yang dimiliki
Hutang
yang terlalu besar akan mengakibatkan biaya bunga yang besar sehingga
memperkecil laba bahkan bisa menyebabkan kerugian. Piutang yang terlalu besar
juga akan merugikan karena aktiva yang menganggur terlalu banyak sehingga tidak
menghasilkan pendapatan.
Moral
hazard oleh manajemen
Kecurangan
yang dilakukan oleh manajemen perusahaan bisa mengakibatkan kebangkrutan.
Kecurangan ini akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan yang pada akhirnya
membangkrutkan perusahaan. Kecurangan dapat berupa manajemen yang korup atau
memberikan informasi yang salah pada pemegang saham atau investor.
Sedangkan,
faktor-faktor eksternal yang bisa mengakibatkan kebangkrutan adalah sebagai
berikut:
- Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari atau berpindah sehingga terjadi penurunan dalam pendapatan.
- Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok lagi kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi.
- Faktor debitor juga harus diantisipasi untuk menjaga agar debitor tidak melakukan kecurangan. Terlalu banyak piutang yang diberikan kepada debitor dengan jangka waktu pengembalian yang lama akan mengakibatkan banyak aktiva menganggur yang tidak memberikan penghasilan sehingga mengakibatkan kerugian yang besar bagi perusahaan.
- Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan lain dalam memenuhi kebutuhan pelanggan. Semakin ketatnya persaingan menuntut perusahaan agar selalu memperbaiki produk yang dihasilkan, memberikan nilai tambah yang lebih baik lagi kepada pelanggan.
- Kondisi perekonomian secara global juga harus selalu diantisipasi oleh perusahaan. Kasus perkembangan pesat ekonomi Cina yang mengakibatkan tersedotnya kebutuhan bahan baku ke Cina dan kemampuan Cina memproduksi barang dengan harga yang murah adalah contoh kasus perekonomian global yang harus diantisipasi oleh perusahaan.