Golongan Darah Rhesus (Rh)
Golongan
darah rhesus (Rh) salah satu bentuk pengggolongan darah bersama dengan sistem
golongan darah O-A-B, sistem Rh juga penting dalam transfusi darah. Perbedaan
utama antara sistem O-A-B dan sistem Rh adalah: Pada sistem O-A-B, aglutinin
bertanggung jawab atas timbulnya reaksi transfusi yang terjadi secara spontan,
sedangkan pada sistem Rh, reaksi aglutinin spontan hampir tak penah terjadi.
Malahan, orang mula-mula harus terpajan secara masif dengan antigen Rh,
biasanya melalui transfusi darah atau melalui ibu yang memiliki bayi dengan
antigen, sebelum terdapat cukup aglutinin untuk menyebabkan reaksi transfusi
yang bermakna.
Antigen Rh
Terdapat
enam tipe antigen Rh yang biasa, salah satunya disebut faktor Rh. Tipe-tipe ini
ditandai dengan C, D, E, c, d dan e. Orang yang memiliki antigen C tidak mempunyai
antigen c, tetapi orang yang kehilangan antigen C selalu mempunyai antigen c.
Keadaan ini sama halnya untuk antigen D-d dan E-e. Juga, akibat cara penurunan
faktor-faktor ini, maka setiap orang hanya mempunyai satu dari ketiga pasang
antigen tersebut.
Tipe
antigen D dijumpai secara luas di masyarakat dan bersifat lebih antigenik
daripada antigen Rh lain. Oleh karena itu, seseorang yang mempunyai tipe
antigen ini dikatakan Rh-positif, sedangkan mereka yang tidak mempunyai tipe
antigen D dikatakan Rh-negatif. Meskipun demikian, perlu diperhatikan bahwa
bahkan pada orang-orang dengan Rh-negatif, beberapa antigen Rh lainnya masih
dapat menimbulkan reaksi transfusi, walaupun biasanya jauh lebih ringan.
Kira-kira
85 persen dari seluruh orang kulit putih adalah Rh-positif dan 15 persennya
Rhnegatif. Pada orang kulit hitam Amerika, persentase Rh positifnya kira-kira
95%, sedangkan pada orang kulit hitam afrika, betul-betul 100%.
Pembentukan Aglutinin Anti-Rh
Bila sel
darah merah yang mengandung faktor Rh, atau protein sebagai hasil pemecahan sel
darah merah, disuntikkan ke tubuh orang yang darahnya tidak memiliki faktor
yang sama –artinya, pada orang yang Rh negatif- akan terbentuk aglutinin
anti-Rh dengan sangat lambat, konsentrasi maksimum aglutinin akan tercapai
kira-kira 2 sampai 4 bulan kemudian. Respon imun ini untuk sebagian besar
timbul pada orang-orang tertentu daripada yang lain. Bila berkali-kali terpajan
dengan faktor Rh, maka orang dengan Rh negatif akhirnya menjadi sangat ”peka”
terhadap faktor Rh.
Gambaran Khas Reaksi Transfusi Rh
Bila
orang dengan Rh-negatif sebelumnya tidak pernah terpajan dengan darah
Rh-positif, maka transfusi darah Rh-positif ke tubuh orang tersebut tidak
segera menyebabkan reaksi. Meskipun demikian, pada beberapa orang, terbentuklah
antibodi anti-Rh dalam jumlah yang cukup selama 2 sampai 4 minggu berikutnya,
yang menimbulkan aglutinasi pada sel-sel transfusi yang masih terdapat dalam
darah sirkulasi. Sel-sel ini kemudian dihemolisis oleh sistem makrofag
jaringan. Jadi, timbul reaksi transfusi lambat, walaupun biasanya ringan. Pada
transfusi darah Rh-positif selanjutnya pada orang yang sama, dimana ia sekarang
sudah terimunisasi terhadap faktor Rh, maka reaksi transfusi menjadi sangat
kuat dan dapat menjadi berat seperti reaksi transfusi akibat golongan darah A
atau B.