Indikator Disiplin Kerja
Terdapat beberapa indikator displin kerja. Untuk
mengetahui lebih jelas tentang disiplin kerja, lebih lanjut menurut Hasibuan
(2000) perlu dipahami indikator-indikator yang memengaruhi tingkat kedisiplinan
karyawan pada suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut:
Tujuan
dan kemampuan
Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan
ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini
berarti bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada seseorang karyawan
harus sesuai dengan kemampuan karyawan bersangkutan. Tetapi jika pekerjaan itu
di luar kemampuannya atau pekerjaannya itu jauh dibawah kemampuannya, maka
kesungguhan dan kedisiplinan karyawan akan rendah. Di sini letak pentingnya
asas the right man in the right place and the right man in the right job
Teladan
pimpinan
Dalam menentukan disiplin kerja karyawan maka
pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus
memberi contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil, serta sesuai kata
dengan perbuatan. Pimpinan jangan mengharapkan kedisiplinan bawahannya baik,
jika dia sendiri kurang berdisiplin. Pimpinan harus menyadari bahwa perilakunya
akan dicontoh dan diteladani oleh para bawahannya. Hal inilah yang mengharuskan
agar pimpinan mempunyai kedisiplinan yang baik, supaya para bawahan pun
berdisiplin baik.
Balas
jasa
Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut
memengaruhi kedisplinan karyawan, karena akan memberikan kepuasan dan kecintaan
karyawan terhadap perusahaan/pekerjaannya. Perusahaan harus memberikan balas
jasa yang sesuai. Kedisiplinan karyawan tidak mungkin baik apabila balas jasa
yang mereka terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuannya
beserta keluarganya. Karyawan sulit untuk berdisiplin baik jika selama
kebutuhankebutuhan primernya tidak terpenuhi dengan baik.
Keadilan
Keadilan mendorong terwujudnya kedisiplinan
karyawan, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan
minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Apabila keadilan yang dijadikan
dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman, akan
merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang baik. Pimpinan atau manajer
yang cakap dalam kepemimpinannya selalu bersikap adil terhadap semua
bawahannya, karena dia menyadari bahwa dengan keadilan yang baik akan
menciptakan kedisplinan yang baik pula
Pengawasan
melekat
Pengawasan melekat harus dijadikan suatu
tindakan yang nyata dalam mewujudkan kedisplinan karyawan perusahaan, karena
dengan pengawasan ini, berarti atasan harus aktif dan langsung mengawasi
perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi bawahan. Hal ini berarti
atasan harus selalu ada/hadir di tempat kerjanya, supaya dia dapat mengawasi
dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam
mengerjakan pekerjaannya.
Sanksi
hukuman
Sangsi hukuman berperan penting dalam
memelihara kedisiplinan karyawan. Karena dengan adanya sanksi hukuman yang
semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan
perusahaan, sikap dan perilaku yang indisipliner karyawan akan berkurang. Berat
ringannya sangsi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya
kedisiplinan karyawan. Sangsi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan
logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua karyawan.
Ketegasan
Pemimpin harus berani tegas bertindak untuk
menghukum setiap karyawan yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang
telah ditetapkan. Pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi
karyawan indisipliner akan disegani dan diakui kepemimpinanya. Tetapi bila
seorang pimpinan kurang tegas atau tidak menghukum karyawan yang indisipliner,
maka sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan bawahannya, bahkan sikap
indispliner karyawan tersebut akan semakin meningkat.
Hubungan
kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara
sesame karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan.
Hubungan-hubungan itu baik bersifat vertical maupun horizontal yang hendaknya
horizontal. Pimpinan atau manajer harus berusaha menciptakan suasana hubungan
kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertical maupun horizontal. Jika
tercipta human relationship yang serasi, maka terwujud lingkungan dan suasana
kerja yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada
perusahaan.
Sedangkan
menurut Soejono (2000), disiplin kerja dipengaruhi oleh factor yang sekaligus
sebagai indikator dari disiplin kerja yaitu:
- Ketepatan waktu. Para pegawai datang ke kantor tepat waktu, tertib dan teratur, dengan begitu dapat dikatakan disiplin kerja baik
- Menggunakan peralatan kantor dengan baik. Sikap hati-hati dalam menggunakan peralatan kantor dapat mewujudkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik, sehingga peralatan kantor dapat terhindar dari kerusakan
- Tanggung jawab yang tinggi. Pegawai yang senantiasa menyelesaikan tugas yang dibebankan kepadanya sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab atas hasil kerja, dapat pula dikatakan memiliki disiplin kerja yang baik.
- Ketaatan terhadap aturan kantor. Pegawai memakai seragam kantor, menggunakan kartu tanda pengenal/identitas, membuat ijin bila tidak masuk kantor, juga merupakan cerminan dari disiplin yang tinggi.