KAJIAN EKSPRESI PROTEIN BAX PADA GANGGUAN SPERMATOGENESIS PASCA PEMAPARAN 2,5-HEXANADIONE, PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L)
INTISARI: Gangguan
spermatogenesis pasca pemaparan senyawa 2,5-HD (2,5-Hexanadione) dapat terlihat
dari meningkatnya kematian sel melalui mekanisme apoptosis. Apoptosis dapat
dilihat melalui pengamatan ekspresi protein Bax yang merupakan protein
proapoptosis. Untuk itu telah dilakukan penelitian untuk mengkaji ekspresi protein
Bax pada tikus putih strain Wistar yang dipapar dengan 2,5-HD. Sejumlah 56 ekor
tikus putih dibagi dalam 8 kelompok secara random masing-masing 7 ekor. 2
kelompok sebagai pretest, 3 kelompok kontrol, dan 3 kelompok sebagai perlakuan
yang dipaparkan pada 2,5-HD dengan dosis 0,06 mg/g BB selama 2, 4, 6 minggu.
Pengamatan perubahan ekspresi protein Bax dilakukan pada irisan melintang
testis dengan metode imunohistokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semakin lama paparan 2,5-HD menyebabkan jumlah sel yang meng-ekspresikan Bax
pada sel sertoli dan sel germinal semakin meningkat. Ekspresi Bax dibanding
kontrol meningkat menjadi 132%, 112%, 108% dan 123% berturut-turut pada sel
sertoli, spermatogonia, spermatosit, dan spermatid, pasca pemaparan 2,5-HD
selama 6 minggu. Untuk menyempurnakan informasi tentang mekanisme apoptosis
akibat pemaparan 2,5-HD, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji
rasio ekspresi protein BC12/Bax sebagai protein antiapoptosis dan proapoptosis.
Kata kunci: Ekspresi, protein
Bax, Spermatogenesis, 2,5-Hexanadione, Ratus noryegicus L
Penulis: MAHRIANI
Kode Jurnal: jpbiologidd080006