Metabolisme Protozoa
Metabolisme protozoa mirip dengan metabolisme
hewan tingkat tinggi dan memerlukan senyawa organik dan anorganik yang sama.
Pada tahun-tahun ini telah diperoleh media terdefinisi untuk kultivikasi
protozoa parasit, sehingga mepermudah untuk dipelajari. Penelitian pada
metabolisme protozoa parasit adalah untuk menemukan substansi antiprotozoa yang
dapat menghambat metabolisme protozoa parasit, tetapi tidak menghambat
metabolisme manusia. Sulfa merupakan agen antiprotozoa yang mampu menghambat
sintesis folat parasit malaria. Kecepatan perbanyakan tinggi pada sebagian
besar parasit berpotensi meningkatkan kesempatan mutasi, sehingga mengubah
virulensi. Resistensi Chloroquine pada
Plasmodium falciparum dan resistensi arsenik pada Trypanosoma rhodesiense
merupakan contoh mutasi.
Nutrisi pada semua protozoa adalah holozoik
(memerlukan material organik). Ameba membungkus partikel makanan melalui mulut
sementara untuk melangsungkan pencernaan dan penyerapan dalam vakuola makanan.
Partikel makanan takterserap akan dikeluarkansebagai limbah. Banyak protozoa
memiliki mulut permanen yang disebut sitosom atau mikropor. Pinositosis
merupakan metode pencernaan nutrient cair di mana cairan dilewatkan pada bukaan
kecil dinding tubuh sementara. Material akan terbungkus dalam membran sehingga
menghasilkan vakuola makanan.
Kerusakan sel dan jaringan inang akibat
aktivitas metabolisme parasit dapat meningkatkan kebutuhan nutrisi inang. hal
ini merupakan faktor utama pada infeksi pada individu malnutrisi. Parasit
ektrasel maupun intrasel dapat merusak sel, sehingga dapat menimbulkan
disfungsi organ dan mengancam kehidupan.