Pengertian Gastroenteritis
Pengertian gastroenteritis
adalah peradangan pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare, dengan
atau tanpa disertai muntah, dan seringkali disertai peningkatan suhu tubuh.
Gastroenteritis atau diare akut adalah kekerapan dan keenceran BAB dimana
frekuensinya lebih dari 3 kali perhari dan banyaknya lebih dari 200 – 250 gram
(Syaiful Noer, 1996 ). Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar
berkali-kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali) dan bentuk feses yang cair,
dapat disertai dengan darah atau lendir.
Gastroenteritis
juga dikenal dengan gastro, gastric flu, atau stomach flu, akan tetapi tidak
ada hubungannya dengan influenza. Keluhan yang biasa dilaporkan pada penderita
gastroenteritis bervariasi dari sakit ringan di perut selama satu atau dua hari
sampai menderita muntah dan diare selama beberapa hari atau lebih lama.
Gastroenteritis adalah infolamasi pada lapisan membran gastrointestinal
disebabkan oleh beberapa varian enteropatogen yang luas, yaitu bakteri, virus,
dan parasit. Manifestasi klinik tergantung pada respon penderita terhadap
infeksi yaitu infeksi asimptomatik, diare, diare dengan darah, diare kronik,
dan manifestasi ekstrainternal dari infeksi.
Anatomi fisiologi
dari saluran gastrointestinal berjalan dari mulut melalui esofagus, lambung dan
usus sampai anus. Esofagus terletak di mediastinum rongga torakal, anterior
terhadap tulang punggung dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang
dapat mengempis ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inchi) menjadi
distensi bila makanan melewatinya.
Bagian sisa dari
saluran gastrointestinal terletak di dalam rongga peritoneal. Lambung
ditempatkan dibagian atas abdomen sebelah kiri dari garis tengah tubuh, tepat
di bawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu kantung yang dapat berdistensi
dengan kapasitas kira-kira ± 1500 ml. Lambung dapat dibagi ke dalam empat
bagian anatomis, kardia, fundus, korpus dan pilorus.
Usus halus adalah
segmen paling panjang dari saluran gastrointestinal, yang jumlah panjangnya
kira-kira dua pertiga dari panjang total saluran. Untuk sekresi dan absorbsi,
usus halus dibagi dalam 3 bagian yaitu bagian atas disebut duodenum, bagian
tengah disebut yeyunum, bagian bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus
dan usus besar terletak dibagian bawah kanan duodenum. Ini disebut sekum pada
pertemuan ini yaitu katup ileosekal. Yang berfungsi untuk mengontrol isi usus
ke dalam usus besar, dan mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis. Usus besar terdiri dari segmen asenden
pada sisi kanan abdomen, segmen transversum yang memanjang dari abdomen atas
kanan ke kiri dan segmen desenden pada sisi kiri abdomen. Yang mana fungsinya
mengabsorbsi air dan elektrolit yang sudah hampir lengkap pada kolon. Bagian
ujung dari usus besar terdiri dua bagian. Kolon sigmoid dan rektum kolon
sigmoid berfungsi menampung massa faeces yang sudah dehidrasi sampai defekasi
berlangsung. Kolon mengabsorbsi sekitar 600 ml air perhari sedangkan usus halus
mengabsorbsi sekitar 8000 ml kapasitas absorbsi usus besar adalah 2000 ml
perhari. Bila jumlah ini dilampaui, misalnya adalah karena adanya kiriman yang
berlebihan dari ileum maka akan terjadi diare.
Rektum berlanjut
pada anus, jalan keluar anal diatur oleh jaringan otot lurik yang membentuk
baik sfingter internal dan eksternal. Traktus gastrointestinal jika terinfeksi
akan melakukan mekanisme pengeluaran cairan yang banyak ke dalam lumen dan
gerakan motilitas yang meningkat untuk membersihkan lumen usus dari patogen.
Hal ini menyebabkan terjadinya diare, karena banyak cairan ekstrasel yang
keluar maka pasien memerlukan terapi cairan dan elektrolit sebagai terapi
suportif, juga terapi antimikroba, dan terapi nonspesifik lain.