Pengertian Gaya Kepemimpinan
Ada
beberapa pengertian gaya kepemimpinan. Menurut William H.Newman (1968) dalam Miftah Thoha (2003) kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun
kelompok. Dan satu hal yang perlu diingat bahwa kepemimpinan tidak harus
dibatasi oleh aturan-aturan atau tata karma birokrasi. Kepemimpinan bisa
terjadi dimana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi
perilaku orang lain kearah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Bahasan
mengenai pemimpin dan kepemimpinan pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk
menjadi pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan
serta syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik.
Meskipun demikian masih tetap sulit untuk menerapkan seluruhnya, sehingga dalam
prakteknya hanya beberapa pemimpin saja yang dapat melaksanakan kepemimpinannya
dengan baik dan dapat membawa para pengikutnya kepada keadaan yang diinginkan. Kepemimpinan dapat
dikategorikan sebagai ilmu sosial terapan (applied social sciences). Hal ini
didasarkan kepada pemikiran bahwa kepemimpinan dengan prinsip-prinsipnya
mempunyai manfaat langsung dan tidak
langsung terhadap upaya mewujudkan kesejahteraan umat manusia.
Kepemimpinan
seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai berbagai fungsi antara lain,
menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam kepemimpinan
dan memberikan pengaruh dalam menggunakan berbagai pendekatan dalam hubungannya
dengan pemecahan aneka macam persoalan yang mungkin timbul dalam ekologi
kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, yang
mempunyai peran penting dalam rangka proses administrasi. Hal ini didasarkan
kepada pemikiran bahwa peran seorang pemimpin merupakan implementasi atau
penjabaran dari fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu
di antara peran administrator dalam rangka mempengaruhi orang lain atau
para bawahan agar mau dengan senang hati
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gaya
kepemimpinan, mengandung pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah laku dari
seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya dalam memimpin. Perwujudan
tersebut biasanya membentuk suatu pola atau bentuk tertentu. Pengertian gaya
kepemimpinan yang demikian ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh
Davis dan Newstrom (1995). Keduanya menyatakan bahwa pola tindakan pemimpin
secara keseluruhan seperti yang dipersepsikan atau diacu oleh bawahan tersebut
dikenal sebagai gaya kepemimpinan.
Menurut Tjiptono (2006) gaya kepemimpinan adalah suatu
cara yang digunakan pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara
itu, pendapat lain menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku
(kata-kata dan tindakan-tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang
lain (Hersey, 2004).
Gaya kepemimpinan adalah perilaku atau cara yang dipilih
dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap dan perilaku
para anggota organisasi bawahannya (Nawawi, 2003).
Hersey
dan Blanchard (1992) berpendapat bahwa gaya kepemimpinan pada dasarnya
merupakan perwujudan dari tiga komponen, yaitu pemimpin itu sendiri, bawahan,
serta situasi di mana proses kepemimpinan tersebut diwujudkan. Bertolak dari
pemikiran tersebut, Hersey dan Blanchard (1992) mengajukan proposisi bahwa gaya
kepemimpinan (k) merupakan suatu fungsi dari pimpinan (p), bawahan (b) dan
situasi tertentu (s)., yang dapat dinotasikan sebagai : k = f (p, b, s).
Menurut
Hersey dan Blanchard, pimpinan (p) adalah seseorang yang dapat mempengaruhi
orang lain atau kelompok untuk melakukan unjuk kerja maksimum yang telah
ditetapkan sesuai dengan tujuan organisasi. Organisasi akan berjalan dengan
baik jika pimpinan mempunyai kecakapan dalam bidangnya, dan setiap pimpinan
mempunyai keterampilan yang berbeda, seperti keterampilan teknis, manusiawi dan
konseptual. Sedangkan bawahan adalah seorang atau sekelompok orang yang
merupakan anggota dari suatu perkumpulan atau pengikut yang setiap saat siap
melaksanakan perintah atau tugas yang telah disepakati bersama guna mencapai
tujuan. Dalam suatu organisasi, bawahan mempunyai peranan yang sangat
strategis, karena sukses tidaknya seseorang pimpinan bergantung kepada para
pengikutnya ini. Oleh sebab itu, seorang pemimpinan dituntut untuk memilih
bawahan dengan secermat mungkin.
Adapun
situasi (s) menurut Hersey dan Blanchard adalah suatu keadaan yang kondusif, di
mana seorang pimpinan berusaha pada saat-saat tertentu mempengaruhi perilaku
orang lain agar dapat mengikuti kehendaknya dalam rangka mencapai tujuan
bersama. Dalam satu situasi misalnya, tindakan pimpinan pada beberapa tahun
yang lalu tentunya tidak sama dengan yang dilakukan pada saat sekarang, karena
memang situasinya telah berlainan. Dengan demikian, ketiga unsur yang
mempengaruhi gaya kepemimpinan tersebut, yaitu pimpinan, bawahan dan situasi
merupakan unsur yang saling terkait satu dengan lainnya, dan akan menentukan
tingkat keberhasilan kepemimpinan.