Teori Kepuasan Kerja
Ada
beberapa teori kepuasan kerja. Salah satu model teori yang berkaitan dengan
kepuasan kerja, yaitu teori yang dikemukakan oleh Edward Lawyer yang dikenal
dengan Equty Model Theory atau teori kesetaraan. Intinya teori ini menjelaskan
kepuasan dan ketidakpuasan dengan pembayaran perbedaan antara jumlah yang
diterima dengan jumlah yang dipresepsikan oleh karyawan lain merupakan penyebab
utama terjadinya ketidakpuasan.
Untuk
itu pada dasarnya ada tiga tingkatan karyawan, yaitu:
- Memenuhi kebutuhan dasar karyawan
- Memenuhi harapan karyawan sedemikian rupa, sehingga mungkin tidak mau pindah ke empat lain
- Memenuhi keinginan karyawan dengan mendapat lebih dari apa yang diharapkan.
Menurut Anwar Perabu (2006) Tentang teori
tentang kepuasan kerja yang cukup dikenal adalah:
Teori
Ketidaksesuaian (Discrepancy theory)
Teori
ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara sesuatu
yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga apabila kepuasannya
diperoleh dari yang diinginkan, maka orang akan menjadi lebih puas lagi,
sehingga terdapat Discrepancy, tetapi merupakan Discrepancy yang positif.
Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih antara sesuatu yang dianggap
akan didapatkan dengan apa yang dicapai.
Teori
Keadilan (Equity theory)
Teori
ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas., tergantung pada
ada atau tidaknya keadilan (equity)dalam suatu situasi, khususnya situasi
kerja. Menurut teori ini komponen utama dalam teori keadilan adalah input,
hasil, keadilan dan ketidakadilan. Input adalah faktor bernilai bagi karyawan
yang dianggap mendukun pekerjaannya, seperti pendidikan, pengalaman, kecakapan,
jumlah tugas dan peralatan atau perlengkapan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaannya.
Hasilnya
adalah sesuatu yang dianggap bernilai oleh seorang karyawan yang diperoleh dari
pekerjaannya, seperti: upah/gaji, keuntungan sampingan, simbol, status,
penghargaan dan kesempatan untuk berhasil atau aktualitas diri .sedangkan orang
selalu membandingkan dapat berupa seseorang diperusahaan yang sama, atau di
tempat lain atau bias pula dengan dirinya dimasa lalu. Menurut teori ini,setiap
karyawan akan membandingkan rasio input hasil dirinya dengan rasio input hasil
orang lain/ bila perbandingan itu dianggap cukup adil, maka karyawan akan
merasa puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi menguntungkan bisa
menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila perbandingan itu tidak
seimbang akan timbul ketidakpuasan.
Teori
dua faktor (Two factor theory)
Menurut
teori ini kepuasan kerja dan ketidakpuasan kerja itu merupakan hal yang
berbeda. Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap pekerjaan itu bukan suatu variabel
yang kontinu. Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok
yaitu satisfies atau motivator dan dissatisfies. Satisfies ialah factor-faktor
atau situasi yand g dibutuhkan sbagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari:
pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi,
kesempatan memperoleh penghargaan dan promosi. Terpenuhinya faktor tersebut
akan menimbulkan kepuasan, namun tidak terpenuhinya faktor ini tidak selalu mengakibatkan
ketidakpuasan.
Dissatisfies
(hygiene factors) adalah faktor-faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, yang
terdiri dari: gaji/upah, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan
status. Faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta kebutuhan
dasar karyawan. Jika tidak terpenuhi faktor ini, karyawan tidak akan puas. Namun,
jika besarnya faktor ini memadai untuk kebutuhan tersebut, karyawan tidak akan
kecewa meskipun tidak terpuaskan.