CIRI-CIRI ORANG YANG TERKENA SAKIT JIWA
Ada beberapa ciri-ciri orang yang terkena sakit jiwa. Apakah
anda mencurigai pasangan anda terkena sakit jiwa? Atau jangan-jangan anda yang
sakit jiwa? Ini ciri-ciri dan tanda-tanda orang yang terkena sakit jiwa. Siap-siap
bertaubat kalau anda terserang salah satunya.
- Enggan melakukan apa-apa Si penderita gangguan jiwa berusaha untuk tidak melakukan apa-apa bahkan marah jika diminta untuk melakukan sesuatu.
- Mengabaikan kebersihan dan penampilan
- Seseorang yang mengalami sakit jiwa mengabaikan kebersihan dan penampilan dirinya. Mereka menganggap penampilan dan kebersihan diri itu tidak penting. Bahkan, beberapa penderita gangguan jiwa sampai ada yang tidak mengenakan baju dan berkeliaran ke mana-mana.
- Paranoid (cemas / takut) pada hal-hal biasa yang bagi orang normal tidak perlu ditakuti atau dicemaskan.
- Suka menggunakan obat hanya demi kesenangan.
- Memiliki pemikiran untuk mengakhiri hidup atau bunuh diri.
- Terjadi perubahan diri yang cukup berarti.
- Memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah.
- Terjadi perubahan pola makan yang tidak seperti biasanya.
- Pola tidur terjadi perubahan tidak seperti biasa.
- Mengalami penurunan daya ingat Pada saat si penderita diminta untuk melakuka perhitungan sederhana, dirinya tidak mampu melakukannya dengan mudah. Perhitungan yang mudah itu menjadi sebuah tugas sulit untuk dirinya. Selain itu, si penderita juga jadi tak bisa mengenal dan mengingat nama-nama orang yang pernah dikenalnya.
- Mengabaikan kebersihan dan penampilan Seseorang yang mengalami sakit jiwa mengabaikan kebersihan dan penampilan dirinya. Mereka menganggap penampilan dan kebersihan diri itu tidak penting. Bahkan, beberapa penderita gangguan jiwa sampai ada yang tidak mengenakan baju dan berkeliaran ke mana-mana.
- Perasaannya selalu berubah-ubah Si penderita bisa mengalami perubahan mood yang sangat cepat. perubahan yang sangat cepat itu membuatnya menjadi susah terkontrol. Stimulus yang sangat ringan juga bisa membuat mereka menjadi marah atau sedih secara berlebih. Perilakunya aneh Banyak perilaku aneh yang ditunjukkan seseorang jika dirinya mengalami gangguan atau sakit jiwa. Misalnya, mengurung diri di kamar, berbicara sendiri, tertawa sendiri, marah berlebihan sengan stimulus ringan, berjalan mondar-mandir, berjalan tanpa arah dan tujuan yang jelas, serta menangis secara tiba-tiba.
Menurut Prof.Dr. Zakiah Daradjat Seorang yang diserang
penyakit jiwa (Psychose), kepribadiannya terganggu, dan selanjutkan kurang
mampu menyesuaikan diri dengan wajar, dan tidak sanggup memahami problemnya.
Seringkali orang yang sakit jiwa, tidak
merasa bahwa ia sakit, sebaliknya ia menganggap bahwa dirinya normal saja,
bahkan lebih baik, lebih unggul dan lebih penting dari orang lain.
Sakit jiwa itu ada 2
macam, yaitu:
Pertama: yang disebabkan oleh adanya kerusakan pada anggota
tubuh. Misalnya otak, sentral saraf atau hilangnya kemampuan berbagai kelenjar.
hal ini mungkin disebabkan oleh karena keracunan akibat minuman keras,
obat-obatan perangsang atau narkotik, akibat penyakit kotor dan sebagainya.
Kedua: disebabkan oleh gangguan-gangguan jiwa yang telah
berlarut-larut sehingga mencapai puncaknya tanpa suatu penyelesaian secara
wajar atau hilangnya keseimbangan mental secara menyeluruh, akibat suasana
lingkungan yang sangat menekan, ketegangan batin dan sebagainya.
Schizophrenia
Schizophrenia adalah
penyakit jiwa yang paling banyak terjadi dibandingkan dengan penyakit jiwa
lainnya, penyakit ini menyebabkan kemunduran kepribadian pada umumnya, yang
biasanya mulai tampak pada masa puber, dan paling banyak adalah orang yang
berumur antara 15 – 30 tahun.
Gejala-gejala
diantaranya:
- Dingin perasaan, tak ada perhatian pada apa yang terjadi di sekitarnya. Tidak terlihat padanya reaksi emosional terhadap orang yang terdekat kepadanya, baik emosi marah, sedih dan takut. Segala sesuatu dihadapinya dengan acuh tak acuh.
- Banyak tenggelam dalam lamunan yang jauh dari kenyataan, sangat sukar bagi orang untuk memahami pikirannya. Dan ia lebih suka menjauhi pergaulan dengan orang banyak dan suka menyendiri.
- Mempunyai prasangka-prasangka yang tidak benar dan tidak beralasan, misalnya apabila ia melihat orang yang menulis atau membicarakan sesuatu, disangkanya bahwa tulisan atau pembicaraan itu ditujukan untuk mencelanya.
- Sering terjadi salah tanggapan atau terhentinya pikiran, misalnya orang sedang berbicara tiba-tiba lupa apa yang dikatakannya itu. Kadang-kadang dalam pembicaraan ia pindah dari suatu masalah ke masalah lain yang tak ada hubungannya sama sekali atau perkataannya tidak jelas ujung pangkalnya.
- Halusinasi pendengaran, penciuman atau penglihatan, dimana penderita seolah-olah mendengar, mencium atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Ia seakan-akan mendengar orang lain (tetangga) membicarakannya, atau melihat sesuatu yang menakutkannya.
- Banyak putus asa dan merasa bahwa ia adalah korban kejahatan orang banyak atau masyarakat. Merasa bahwa semua orang bersalah dan meyebabkan penderitaannya.
- Keinginan menjauhkan diri dari masyarakat , tidak mau bertemu dengan orang lain dan sebagainya, bahkan kadang-kadang sampai kepada tidak mau makan atau minum dan sebagainya, sehingga dalam hal ini ia harus diinjeksi supaya tertolong.
Paranoia
Paranoia merupakan
penyakit ‘gila kebesaran’ atau ‘gila menuduh orang’. Diantara ciri-ciri
penyakit ini adalah delusi yaitu satu pikiran salah yang menguasai orang yang
diserangnya. Delusi ini berbeda bentuk dan macamnya sesuai dengan suasana dan
kepribadian penderita, misalnya:
- Penderita mempunyai satu pendapat (keyakinan) yang salah, segala perhatiannya ditujukan ke sana dan yang satu itu pula yang menjadi buah tuturnya, sehingga setiap orang yang ditemuinya akan diyakinkannya pula akan kebenarannya pendapatnya itu. Misalnya ada seorang suami yang menyangka bahwa istrinya berniat jahat meracuninya. Maka selalu menghindar makan di rumah, karena takut akan terkena racun itu.
- Penderita merasa bahwa ada orang yang jahat kepadanya dan selalu berusaha untuk menjatuhkannya atau menganiayanya.
- Penderita merasa bahwa dirinya orang besar, hebat tidak ada bandingannya, meyakini dirinya adalah seorang pemimpin besar atau mungkin mengaku Nabi.
Delusi atau pikiran
salah yang dirasakan oleh penderita sangat menguasainya dan tidak bisa hilang.
Kecuali itu jalan pikirannya terlihat teratur dan tetap. Pada permulaan orang
menyangka bahwa pikirannya itu logis dan
benar., biasanya orang yang diserang paranoia ia cerdas, ingatannya kuat,
emosinya terlihat berimbang dan cocok dengan pikirannya. Hanya saja ia mempunai
suatu kepercayaan salah, sehingga perhatiaan dan perkataannya selalu
dikendalikan oleh pikirannya yang salah itu.
Sebenarnya kita harus
membedakan antara antara sakit jiwa paranoia yang sungguh-sungguh dengan
kelakuan paranoid. Kelakuan paranoid yang juga abnormal juga diantaranya:
- Terlihat sekali dalam segala tindakannya, bahwa ia egois, keras kepala dan sangat keras pendirian dan pendapatnya.
- Tidak mau mengakui kesalahan atau kekurangannya, selalu melempar kesalahan pada orang lain, dan segala kegagalannya disangkannya akibat dari campur tangan orang lain.
- Ia berkeyakinan bahwa dia mempunyai kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa. Ia berasal dari keturunan yang jauh lebih baik dari orang lain dan merasa bahwa setiap orang iri, dengki dan takut kepadanya.
- Dalam persaudaraan ia tidak setia, orang tadinya sangat dicintainya, akan dapat berubah menjadi orang yang sangat dibencinya oleh sebab-sebab yang remeh saja.
- Orang ini tidak dapat bekerja dan mempunyai kepatuhan pada pimpinan. Karena ia suka membantah atau melawan dan mempnuayai pendapat sendiri, tidak mau menerima nasehat atau pandangan dari orang lain.
Manic-depressive
Penderita mengalami
rasa besar/gembira yang kemudian kemudian menjadi sedih/tertekan. Gejalanya
yaitu:
Mania, yang mempunyai
tiga tingkatan yaitu ringan (hipo), berat (acute) dan sangat berat (hyper).
Dalam tindakannya
orang yang diserang oleh mania ringan terlihat selalu aktif, tidak kenal payah,
suka penguasai pembicaraan, pantang ditegur baik perkataan maupun perbuatannya,
tidak tahan mendengar kecaman terhadap dirinya.biasanya orang ini suka
mencampuri urusan orang lain.
Dalam mania yang berat
(acute), orang biasanya di serang oleh delusi-delusi pada waktu-waktu tertentu,
sehingga sukar baginya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan teratur.
Penderita mengungkapkan rasa gembira dan bahagianya secara berlebihan.
kadang-kadang diserang lamunan yang dalam sekali, sehingga tidak dapat
membedakan tempat, waktu dan orang disekelilingnya.
Dalam hal mania yang
sangat berat (hyper) orang yang diserangnya kadang-kadang membahayakan dirinya
sendiri dan mungkin membahayakan orang lain dalam sikap dan perbuatannya.
Penyakit ini dinamakan
juga ‘gila kumat-kumatan’, karena penderita berubah-ubah dari rasa gembira yang
berlebihan, sudah itu bisa kembali atau menurun menjadi sedih, muram dan tak
berdaya.
Dalam hal pertama
penderita berteriak, mencai-maki, marah marah dan sebagainya, kemudian kembali
pada ketenangan biasa dan bekerja seperti tidakl ada apa-apa.
Melancholia
penderita terlihat
muram, sedih dan putus asa. Ia merasa
diserang oleh berbagai macam penyakit yang tidak bisa sembuh,atau merasa
berbuat dosa yang tak mungkin diampuni lagi. Kadang-kadang ia menyakiti dirinya
sendiri. Orang yang diserang penyakit melancholia ringan sering mengeluh
nasibnya tidak baik dan merasa tidak ada harapan lagi. Dan bagi penderita
melancholia berat menjauhkan dirinya dari masyarakat.
Demikianlah antara
lain gejala-gejala gangguan dan penyakit jiwa
yang membuktikan betapa besar akibat terganggunya kesehatan mental
seseorang, yang akan menghilangkan kebahagiaan dan ketenangan hidupnya.