Faktor-Faktor Penyebab Stres
Faktor stres kerja merupakan factor penekan
yang mempunyai potensi menciptakan stres. Pada dasarnya factor-faktor penyebab
stres kerja adalah sangat luas sehingga sulit untuk disebutkan seluruhnya,
factor yang mempunyai potensi sebagai pencetus stres disebut factor penekan.
Menurut Carry Cooper (Jacinta F. Rini dalam
team e- Psikologi.com,2002) terdapat beberapa faktor-faktor penyebab stres
kerja yang meliputi:
Kondisi kerja
- Lingkungan kerja. Kondisi kerja yang buruk berpotensi menjadi penyebab pekerja mudah jatuh sakit,mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunya produktivitas kerja.
- Overload. Banyaknya pekerjaan yang digunakan melebihi kapasitas kemampuan karyawan tersebut. Akibatnya karyawan tersebut mudah lelah dan berada dalam keteganggan tinggi.
- Deprivational stress. George Everly dan Daniel Girdano (1980) memperkenalkan istilah deprivational stres untuk menjelaskan kondisi pekerjaan yang tidak lagi menantang atau tidak lagi menarik bagi pekerja. Biasanya keluhan yang muncul adalah kebosanan, ketidakpuasan atau pekerjaan tersebut kurang mengandung unsur sosial.
Konflik peran
Ada
sebuah penelitian menarik tentang stres kerja menemukan bahwa sebagian besar
pekerja yang bekerja diperusahaan yang sangat besar atau yang kurang memiliki
strukur yang jelas, mengalami stres karena konflik peran. Mereka stres karena
ketidak jelasan peran dalam bekerja dan tidak tahu apa yang diharapkan oleh
manajemen.
- Pengembangan karier. Setiap orang pasti punya harapan-harapan ketika mulai bekerja disuatu perusahaan atau organisasi. Namun pada kenyataan impian dan cita-cita mereka untuk mencapai prestasi dan karier yang baik sering kali tidak terlaksana. Alasanya bisa bermacam-macam seperti ketidakjelasan sistem pengembangan karier dan penilaian prestasi kerja, budaya nepotisme dalam manajemen perusahaan, atau karena sudah tidak ada kesempatan lagi untuk naik jabatan.
- Struktur organisasi. Kebanyakan bisnis-bisnis lain yang ada di indonesia yang masih sangat konvensional dan penuh dengan budaya nepotisme minim akan kejelasan struktur yang menjelaskan jabatan,peran, wewenang dan tanggunh jawab. Tidak hanya itu aturan main yang terlalu kaku atau malah tidak jelas, iklim politik perusahaan yang tidak sehat serta minimnya keterlibatan atasan membuat pekerja jadi stres.
Selain
itu ada juga faktor-faktor yang terkandung didalam pekerjaan dan menimbulkan
dampak stres kerja pada individu antara lain:
- Lingkungan: seperti lingkungan atau kondisi tempat kerja yang buruk, serta hubungan pimpinan dan bawahan kurang harmonis.
- Perjalanan: seperti perjalanan pulang pergi, kelambatan atau kesulitan angkutan umum serta kemacetan lalu lintas.
- Tekhnologi: meliputi cara kerja, sistem, maupun lingkungan kerja yang berbeda.
- Tekanan: seperti bekerja dengan batasan waktu, terlalu banyak pekerjaan, ketrampilan yang tidak memadai, dan tekanan waktu yang berlebihan.
Menurut
Anatan & Ellitan (2009) adapun faktor-faktor penyebab stres meliputi:
- Stresor dari luar organisasi (extra organizational stresor ) yang meliputi perubahan sosial dan tekhnologi yang mengakibatkan perubahan life style individu, perubahan ekonomi dan finansial yang mempengaruhi pola kerja individu, mencari the second job.
- Stresor dari dalam organisasi (organizational stresor) yang meliputi kondisi kebijakan, strategi administrasi, strukutur dan desain organisasi, proses organisasi dan kondisi lingkungan kerja.
- Stresor dari kelompok dalam organisasi (group stresor) yang muncul akibat kurangnya kesatuan dalam pelaksanaan tugas kerja terutama terjadi pada level bawah, kurangnya dukungan dari atasan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan, munculnya konflik antar personal, interpersonal, dan antar personal.
- Stresor dari dalam diri individu (individu stresor) yang muncul akibat role ambiguity dan konflik. Seperti beban kerja yang terlalu berat dan kurangnya pengawasan pihak perusahaan.