Karakteristik Pola Curah Hujan di Wilayah Sekitar Teluk (Studi Daerah Nabire Provinsi Papua dan Fakfak Papua Barat)

Abstrak: Pola curah hujan di suatu wilayah memiliki karateristik yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan lintang, gerak semu matahari, letak geografis, topografi serta interaksi berbagai macam sirkulasi udara baik itu lokal, regional maupun global. Analisis spektral merupakan suatu cara untuk melihat adanya periodisitas yang mungkin tersembunyi dalam suatu deret waktu, dengan melakukan suatu transformasi dari domain waktu ke domain frekuensi, pola osilasi akan terlihat sebagai puncak energi spektral. Fakfak yang berada dekat dengan Teluk Berau, pola curah hujannya bersifat lokal. Hasil ini sama dengan yang dipublikasikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Hal ini dikuatkan oleh analisis spektral dengan kuatnya osilasi harian. Pengaruh monsunal memperkuat sirkulasi harian serta distribusi massa udara yang berasal dari Laut Aru, Arafura dan wilayah lainnya di Belahan Bumi Selatan (BBS). Akan tetapi interaksi teluk kurang kuat dibandingkan pengaruh  lautan yang berada di bagian selatan. Nabire yang secara langsung dekat dengan Teluk Cenderawasih, pola curah hujannya cenderung bersifat monsunal, berbeda dengan yang telah dipublikasikan BMKG dan dapat menjadi masukan terhadap penyusunan peta sebaran pola curah hujan. Adanya Teluk Cenderawasih, memberikan pengaruh yang kuat dalam sirkulasi harian. Pada periode Desember, Januari dan Februari (DJF), sirkulasi monsunal Asia semakin memperkuat pola angin dan distribusi massa udara yang berasal dari Teluk Cenderawasih bagian utara, Samudera Pasifik dan wilayah lainnya di BBU.
Kata Kunci: Monsun, Teluk, Sirkulasi lokal, Wavelet, FFT, Curah hujan
Penulis: Rully Affandi, Atika Lubis, dan Deni Septiadi
Kode Jurnal: jpbiologidd120047

Artikel Terkait :