KOMPONEN-KOMPONEN YANG BERINTERAKSI DALAM HUBUNGAN KONSELING
Ada beberapa komponen-komponen yang berinteraksi dalam
hubungan konseling. Berbicara mengenai kondisi dalam
konseling, maka terkait langsung dengan komponen-komponen yang berinteraksi
dalam hubungan konseling, yaitu : konselor, klien, situasi hubungan dan tujuan konseling.
Keempat
komponen tersebut bukan berkenaan dengan ada tidaknya, tetapi juga pada
bagaimananya.
Konselor
Sikap konselor
- Dapat menempatkan diri sebgai seorang guru
- Menerima sebagian tanggung jawab atas keselamatan klien (meskipun penanggungjawab utamanya adalah klien sendiri)
- Bersedia mengarahkan klien ke arah yang lebih baik
- Yakin terhadap asumsi-asumsi konseling yang efektif
Keterampilan
- Memiliki pengalaman, keahlian dalam teori perkembangan manusia dan pemecahan masalah
- Dapat memanfaatkan tehnik-tehnik pemahaman individu, baik testing maupun non testing
- Dapat melaksanakan proses secara fleksibel
- Dapat menerapkan strategi pengubahan tingkah laku, berserta tehnik-tehniknya
- Menjalankan peran utamanya sacara terpadu, yakni: (a) mengajar/menolong klien belajar memahami dirinya sendiri yang meliputi kemampuan, bakat dan minatnya, (b) mengajar dan menolong klien utnuk mengenali motivasi-motivasinya sendiri dan tehnik atau cara menjalankan kehidupannya dengan baik dan bermutu, (c) memperhitungkan dua kelompok aspek di atas (poin 1 dan 2) dari segi konsekuensi atau implikasinya, (d) mengajar klien mengganti atau mengubah tingkah lakunya dengan lebih memadai guna mencapai tujuan pribadinya
Klien
Peranan dalam proses konseling
- Sedapat mungkin datang selama proses konseling berlangsung secara disiplin
- Bersedia belajar memahami dirinya sendiri dan mengarahkan diri dengan mengubah perilaku yang kurang tepat
- Menggunakan kemampuan berpikirnya untuk lebih memperbaiki dirinya sehingga dapat mencapai kehidupan yang rasional dan memuaskan
- Bekerja sama dengan konselor dan bersedia mengikuti arahan konselor dalam proses perubahan
Peranan untuk dirinya sendiri
- Melaksanakan keputusan yang telah diambil
- Bertanggung jawab atas segala keputusan dan bersedia menerima konsekuensinya
- Melaporkan kepada konselor mengenai perkembangan dirinya
Situasi Hubungan
Konseling
Trait and Factor ditandai dengan ciri-ciri hubungan sebagai berikut:
- Konseling merupakan suatu thinking relationship yang lebih mementingkan peranan berpikir rasional, tetapi tidak meninggalkan sama sekali aspek afektif seseorang
- Konseling berlangsung dalam situasi hubungan yang bersifat pribadi, bersahabat, akrab dan simpatik
- Setiap pihak (konselor-klien) melakukannya perannya secara profesional
- Konseling yang berlangsung dapat bersifat remediatif maupun developmental
Tujuan konseling
Secara
singkat tujuan konseling menurut Trait and Factor adalah sebagai berikut:
- Self-clarification (kejelasan diri)
- Self-understanding (pemahaman diri)
- Self-acceptance (penerimaan diri)
- Self-actualization (perwujudan diri)