Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Ada
beberapa pengertian problem based
learning (PBL). Salah satu metode belajar aktif yang mulai banyak digunakan
adalah tipe pembelajaran Problem Based Learning (PBL), yakni belajar
berdasarkan suatu problem, yang berorientasi pada pengalaman siswa (Kristiyani,
2008).
Menurut
Susetyo (dalam Izzaty, 2006) tipe pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dikembangkan sejak 1960, namun di Indonesia diperkenalkan sejak 1990. PBL
adalah deskripsi pedagogis dari aliran konstruktivisme. Konstruktivisme
merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri (Mattews dalam Izzaty,
2006). Menurut aliran ini, pengetahuan bukan suatu yang statistik dan
deterministik, namun merupakan proses yang menjadikan individu itu menjadi
mengetahui sesuatu. Pengetahuan menjadi suatu konstruksi kognitif yang
merupakan akibat dari kenyataan yang terjadi melalui serangkaian aktivitas
individu. Konstruktivisme menekankan pentingnya mahasiswa aktif dalam
mengorganisir informasi, mengembangkan hipotesis, dan membuat keputusan,
merefleksikan pengalaman untuk mengembangkan kemampuan belajar yang diterapkan
dalam situasi lain (Susetyo, dalam Izzaty, 2006).
Menurut
Nurhadi, dkk (dalam Handayani, 2009) tipe pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah
tipe pembelajaran dengan pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan
dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.
Pandangan
ahli lain, Duch tahun 1995 (Izzaty, 2006) mendefenisikan bahwa Problem Based
Learning (PBL) adalah strategi pendidikan yang mendorong siswa untuk
mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian
masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk meng-aktifkan
keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan
siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan
dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
Kemudian
dilanjutkan bahwa dalam PBL, pengajar dan mahasiswa bersama-sama
mengintegrasikan berbagai konsep dan keterampilan-keterampilan dari satu atau
lebih bidang ilmu untuk menyelesaikan suatu masalah (Jones dkk, dalam
Kristiyani, 2008).