PERBEDAAN SAJAK DENGAN PUISI
Ada beberapa perbedaan sajak dengan puisi. Istilah puisi berasal dari kata poezie (Belanda). Dalam bahasa Belanda
dikenal pula istilah gedicht yang berarti sajak. Dalam bahasa Indonesia
(Melayu) hanya dikenal istilah sajak yang berarti poezie maupun gedicht.
Istilah puisi cenderung digunakan untuk berpasangan dengan istilah prosa,
seperti istilah poetry dalam bahasa Inggris yang dianggap sebagai salah satu
nama jenis sastra. Jadi, istilah puisi lebih bersifat general, jenisnya,
sedangkan sajak bersifat khusus, individunya. Dalam
sastra Indonesia ada dua istilah puisi dan sajak. Pusi dalam bahasa inggris
poetry dan sajak dalam bahasa Inggris poem. Puisi adalah jenis sastra,
sedangkan sajak itu individu puisi.
Sajak
adalah puisi, tetapi puisi belum tentu sajak. Puisi mungkin saja terdapat dalam
prosa seperti cerpen, novel, atau esai sehingga sering orang mengatakan bahwa
kalimat-kalimatnya puitis (bersifat puisi). Puisi menjadi suatu pengungkapan
secara implisit, samar, dengan makna yang tersirat, di mana kata-kata condong
pada artinya yang konotatif, demikian menurut Putu Arya Tirtawirya . Sementara
sajak, lebih luas lagi, tak sekadar hal yang tersirat, tetapi sudah menyangkut
materi isi puisi, bahkan sampai ke efek yang ditimbulkan, seperti bunyi. Maka
itu, sajak terkadang juga dimaknai sebagai bunyi.
Secara
etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa yunani “poeima” membuat atau
“poesis” pembuatan, dan dalam bahasa inggris disebut ”poem” atau “poetry”.
Puisi diartikan “membuat” dan “pembuatan” karena lewat puisi pada dasarnya
seorang telah menciptakan suatu dunia tersendiri, yang mungkin berisi pesan
atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik fisik maupun batiniah.
Dengan
mengutip pendapat Mc Caulay, Hudson mungungkapkan bahwa puisi adalah salah satu
cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk
membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang menggunakan baris
dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya. Rumusan pengertian puisi
diatas, sementara ini dapat kita terima karena kita seringkali diajak oleh
suatu ilusi tentang keindahan, terbawa dalam suatu angan-angan, sejalan dengan
keindahan penataan unsur bunyi, penciptaan gagasan, maupun suasana tertentu
sewaktu membaca suatu puisi.
Lalu apakah
sajak itu? Ternyata tidak ada satu defenisipun yang mampu menjawabnya dengan
sempurna, kecuali mungkin jawaban melalui sajak pula. Penyair Boris
Pasternak pernah menjelaskan pengertian sajak dalam sajaknya yang berjudul
Batasan Sajak:
sajak adalah siul melengking suram
sajak adalah gemertak kerucut salju
beku
sajak adalah daun-daun menges
sepanjang malam
sajak adalah dua ekor burung malam
menyanyikan duel
sajak adalah manis kacang kapri
mencekik mati
sajak adalah air mata dunia diatas
bahu
Jika ingin
lebih mengerucut lagi maka sebuah sajak pada hakekatnya mengundang kita
berasosiasi. Tidak berinterpretasi, bertafsir-tafsir. Puisi mengundang kita
lebih pada imajinasi dan interpretasi yang mungkin berbeda bagi setiap
pembacanya.