TAHAP-TAHAP KONSELING DALAM TRAIT AND FACTOR

Tahap-tahap konseling dalam trait and factor terdiri dari beberapa tahap. Konseling dalam Trait and Factor memiliki enam tahap dalam prosesnya, yaitu ;analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, konseling (treatment) dan follow-up. Keenam tahapan ini merupakan suatu urutan yang runtut, tidak bisa acak, jelas dan logis, serta menggambarkan langkah-langkah yang selalu digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan dan kedokteran.
Dari enam tahapan yang dikemukakan dalam koneling Trait and Factor, tahap pertama sampai keempat dapat dilakukan di luar sesi konseling, tanpa bertatap muka dengan klien. Konselor dapat saja melakukannya, misalnya dengan mempelajari catatan kumulatif siswa. Setelah selesai baru diadakan pertemuan dengan siswa dalm situasi konseling dengan sasaran utamanya menemukan pemecahan masalah. Dalam tahap persiapan bagi wawancara konseling dapat dilakukan dalam 3 cara. Pertama, dilaksanakan sekaligus bersama tahap konseling, pada suatu tatap muka. Kedua, dilaksanakan di luar atau sebelum bertatap muka dengan klien dalam sesi konseling. Ketiga, cara kombinasi, yaitu dilakukan sebelum bertemu dengan klien sejauh bisa, kemudian kekurangannya dilengkapi pada saat wawancara konseling berlangsung.
Mari kita masuk pada tahapan-tahapan konseling:
Analisis
Analisis merupakan langkah mengumpulkan informasi atau data diri klien, seperti kemampuan, minat, motif, kesehatan, dan karakteristik lainnya.
Tujuan tahap analisis adalah untuk memperoleh pemahaman tentang diri klien dalam hubungannya dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh penyesuaian diribaik untuk sekarang maupun untuk masa yang akan datang, dengan syarat data yang terkumpul harus sahih, valid, relevan dan komprehensif.
Data yang dibutuhkan pada tahapan analisis ini, dapat dibuatkan klarifikasi-klarifikasi sebagai berikut:
Data vertikal (menyangkut diri klien), terdiri atas:
  • Data fisik: kesehatan ciri-ciri fisik, penampakan fisik
  • Data psikis: bakat, minat, sikap, cita-cita, hobi, kebiasaan dlsb
Data horisontal
Data horisontal (berkaitan dengan latar belakang atau lingkungan) klien : data keluarga, kehidupan di sekolah, tempat tinggal dlsb.
Sintesis
Sintesis adalah usaha merangkum, menggolong-golongkan dan menghubung-hubungkan data yang telah terkumpul pada tahap analisis, yang disusun sedemikian sehingga dapat menunjukkan keseluruhan gambaran tentang diri klien. Rumusan ini bersifat ringkas dan padat, dan harus tercermin tentang kekuatan dan kelemahan klien, kemampuan penyesuaian dirinya maupun malasuainya (maladjusment).
Ada tiga cara yang biasanya dilakukan dalam merangkum data pada tahap sintesis, yaitu, dibuat oleh konselor, dibuat oleh klien dan dibuat oleh keduanya (kolaborasi). Yang terbaik dari ketiganya adalah cara kolaborasi.
Diagnosis
Diagnosis merupakan tahap mengiterpretasikan data dalam bentuk (dari sudut) problema yang ditunjukkan. Perumusan diagnosis dilakukan melalui proses pengambilan atau penarikan simpulan yang logis.
Diagnosis terdiri atas tiga langkah:
  1. Identifikasi masalah. Pada langkah tersebut ditentukan atau ditunjukkan masalah apa yang dialami klien. Penentuan macam masalah tentu meruju pada pengkategorian masalh menurut Bordin atau Pepinsky dan Pepinsky. Identifikasi masalah ini merupakan langkah penentuan hakikat masalah yang sebenarmya, bukan gejala-gejalanya. Masalah yang diidentifikasikan mungkin satu atau bisa jadi lebih. Jika masalahnya lebih dari satu, maka konselor harus mampu membatasi tema pembicaraan (dapat menggunakan tehnik strukturing, topic limit). “Pada hakikatnya, ada dua hal yang bertentang pada diri Ardi, di satu sisi Ardi ingin meningkatkan prestasi belajar, sedangkan pada sisi lain Ardi ingin bekerja sambilan untuk membantu orangtuanya.”
  2. Menemukan sebab-sebab (etiologi). Langkah ini merupakan langkah mencari sumber bagi timbulnya suatu masalah yang mencakup pencarian hubungan antara masa lalu, sekarang dan yang akan datang, yang dapat menuntun konselor untuk memahami sebab-sebab dari gejala. Dalam mencari sebab masalah dapat dihubungkan (menggunakan) data yang terungkap pada tahap analisis, tetapi, konselor harus dapat membedakan antara sebab dengan sekedar hubungan sederhana.
  3. Prognosis. Menurut Williamson prognosis merupakan bagian dari diagnosis. Prognosis ini berkaitan dengan upaya memprediksikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data yang ada sekarang. Misalnya, jika klien malas maka kemungkinan nilainya akan rendah. Pada tahap ini klien diajak untuk menyadari kemungkinan yang akan terjadi. Klien diajak untuk berpikir merencanakan perubahan, Pada tahap ini baru menguji kemungkinan-kemungkinan dan konselor tidak boleh tergesa-gesa menyatakan kesimpulan.

Artikel Terkait :