TEKNIK BERPIKIR DEDUKSI

Ada beberapa teknik berpikir deduksi. Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum ke khusus. Aristoteles mengembangkan cara berpikir ini ke dalam suatu cara yang dinamakannya “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat mencapai kesimpulan yang lebih baik. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu. Disini terlihat proses berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum mencapai pengetahuan yang khusus. Silogisme sebagai bentuk berpikir deduksi yang teratur terdiri dari tiga pernyataan atau proposisi, yakni:
Pernyataan pertama disebut premis mayor , yang berisi pernyataan yang bersifat umum. Pernyataan kedua yang sifatnya lebih khusus dari yang pertama disebut dengan premis minor.  Sedangkan pernyataan ketiga yang merupakan hasil kesimpulan disebut  konklusi atau konsekuen.
Contoh:
Semua anak yang status gizinya baik, cerdas (Premis Mayor )
Ruli status gizinya baik (Premis Minor)
Jadi Ruli adalah anak yang cerdas (Konklusi)
Silogisme dibagi menjadi dua macam, yakni silogisme kategoris dan silogisme hipotesis. Yang dimaksud dengan silogisme kategoris ialah proses berpikir, dengan melakukan penyelidikan identitas (kesamaan) atau diversitas (perbedaan) dua konsep objektif, dengan membandingkan ketiga konsep secara berturut-turut.
Contoh
Semua penderita malaria mengalami kekuarangan darah
Pak Ali penderita malaria
Pak Ali kekuarangan darah
Sedangkan silogisme hipotesis ialah silogisme, dimana premis mayornya merupakan pernyataan hipotesis, dan premis minornya mengabaikan atau menolaksalah satu atau bagian dari premis mayor tersebut. Oleh sebab itu, silogisme hipotesis ini terdiri dari tiga macam, yakni silogisme kondisional, silogisme disjunctive (pemisahan), dan silogisme konjunctive (penghubung). Silogisme hipotesis kondisional ialah silogisme dimana premis mayornya berbentuk suatu keputusan bersyarat, yang dirumuskan dengan kata-kata: jika, apabila atau maka.
Contoh:
Apabila Minah mendapatkan imunisasi polio, ia tidak cacat
Minah tidak cacat
Jadi Minah telah mendapatkan imunisasi polio 
Silogisme pemisahan ialah silogisme diman premis mayornya berbentuk hipotesis yang bersifat memisahkan.
Contoh:
Didi atau Dudung yang kekurangan gizi
Didi berat badannya normal
Jadi Dudung kekurangan gizi
Sedangkan silogisme penghubung adalah silogisme yang premis mayornya berbentuk pernyataan yang menghubungkan.
Contoh:
Tidak mungkin ibu hamil yang baik gizinya menderita anemia
Ibu Ani  hamil, gizinya baik
Jadi Ibu Ani tidak menderita anemia. 

Artikel Terkait :