EFEK SITOTOKSIK EKSTRAK TANAMAN KELADI TIKUS (Typhonium divaricatum (L.) TERHADAP SEL HeLa

ABSTRAK: Kanker leher rahim adalah kanker yang banyak diderita wanita diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. Selama ini terapi kanker dengan kemoterapi belum memperoleh hasil yang memuaskan. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bahan obat dari alam sebagai antikanker dari tanaman Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk menentukan efek sitotoksik keladi tikus (Typhonium divaricatum (L.) Decne) pada sel kanker leher rahim (sel HeLa) dan diarahkan pula untuk mengetahui korelasi kandungan senyawa fenolik terhadap potensi sitotoksisitas ekstrak tanaman keladi tikus. Hasil uji sitotoksik terhadap sel HeLa, ekstrak etil asetat memiliki efek sitotoksik terbesar terhadap sel HeLa dibanding ekstrak kloroform dan etanol. Nilai IC50 ekstrak etil asetat adalah 147,77 μg/ml, kloroform sebesar 903,44  μg/ml (hasil ekstrapolasi), sedangkan harga IC50 ekstrak etanol tidak dapat ditentukan. Penetapan kadar fenol total dalam masing-masing ekstrak ekstrak tanaman keladi tikus diperoleh dengan penyari etil asetat (13,154 mg/g ekstrak) > etanol (12,028 mg/g ekstrak) > kloroform (2,872 mg/g ekstrak). Hasil-hasil tersebut menunjukkan kandungan senyawa fenolik bukan merupakan penanda utama potensi sitotoksik suatu ekstrak.
Kata kunci: Typhonium divaricatum, ekstrak,sitotoksisitas
Penulis: Muhammad Da’i, Anis Fiveri, dan Edy Meiyanto
Kode Jurnal: jpfarmasidd070029

Artikel Terkait :