KISAH SEEKOR GAJAH YANG MEMPERTAHANKAN JATI DIRINYA
Cerita
di bawah ini adalah kisah seekor gajah yang mempertahankan jati dirinya,
ditengah lingkungan yang menganggapnya “dia” bukan gajah, tapi seekor badak. Silahkan
simak ceritanya.
Diceritakan
di sebuah hutan ada seekor kuda bertemu seekor gajah, sang kuda langsung
menyapa.
Kuda:
“Halo badak, selamat pagi.”
Gajah:
“Lho, saya bukan badak, saya gajah!”
Kuda:
“Lapi banyak binatang di hutan ini
menganggap kamu badak”
Gajah:
“Saya gajah, bukan badak. Dari dulu gajah
sampai sekarang”
Kemudian
ada seekor kelinci lewat, juga menyapa sang gajah.
Kelinci:
“Halo badak, sedang apa kamu?”
Gajah:
“Hey … saya bukan badak, saya gajah!
Kelinci:
“Sudahlah tidak usah membela diri, banyak
binatang mengatakan kamu itu badak.”
Gajah:
“Bukan membela diri, karena saya memang
gajah … ”
Kelinci:
“Ah…. akui saja kalau kamu badak … tidak
usah membabi buta membela diri.”
Gajah:
“Terserah semua binatang menganggap saya
badak, sebenarnya saya ada gajah dan tetap seekor gajah sampai kapan pun.
Bagaimana saya mengakui saya seekor badak, padahal bukan badak. Kadang aneh
tuntutan para binatang itu.”
Hikmah
Terkadang,
dalam kehidupan sehari-hari ada kata-kata yang melemahkan kita. Kita dianggap
tidak mampu. Namun yakinlah bahwa itu bukan sejatinya. Itu baru anggapan orang.
Sejatinya Anda adalah mahluq mulia yang dianugrahi potensi luar biasa dahsyat.
Jangan pedulikan dengan perkataan orang yang menganggap Anda tidak mampu.
Anda
harus yakin, bahwa anda mampu. Yakinkan diri anda, sehingga lingkungan juga
akan yakin siapa diri anda. Tentunya itu butuh perjuangan yang sangat besar.