PENGERTIAN EMOSI
Ada beberapa pengertian emosi. Kata emosi berasal dari
bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini
menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Menurut Daniel Goleman (2002) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran
yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan
untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari
luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan
suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih
mendorong seseorang berperilaku menangis.
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran.
Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena
emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga
dapat mengganggu perilaku intensional manusia (Prawitasari, 1995).
Sudah lama diketahui bahwa emosi merupakan salah satu aspek
berpengaruh besar terhadap sikap manusia. Bersama dengan dua aspek lainnya,
yakni kognitif (daya pikir) dan konatif (psikomotorik), emosi atau yang sering
disebut aspek afektif, merupakan penentu sikap, salah satu predisposisi
perilaku manusia. Namun tidak banyak yang mempermasalahkan aspek emosi hingga
muncul Daniel Goleman (1997) yang mengangkatnya menjadi topik utama di bukunya.
Kecerdasan emosi memang bukanlah konsep baru dalam dunia psikologi. Lama
sebelum Goleman (1997) di tahun 1920, E.L. Thorndike sudah mengungkap social
intelligence, yaitu kemampuan mengelola hubungan antar pribadi baik pada pria
maupun wanita. Thorndike percaya bahwa kecerdasan sosial merupakan syarat
penting bagi keberhasilan seseorang di berbagai aspek kehidupannya.
Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi,
antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas: Desire (hasrat),
hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy
(kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear
(ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).
Daniel Goleman (2002) mengemukakan beberapa macam emosi
yang tidak berbeda jauh dengan kedua tokoh di atas, yaitu:
- Amarah: beringas, mengamuk, benci, jengkel, kesal hati
- Kesedihan: pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri, putus asa
- Rasa takut: cemas, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak tenang, ngeri
- Kenikmatan: bahagia, gembira, riang, puas, riang, senang, terhibur, bangga
- Cinta: penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, dan kemesraan
- Terkejut: terkesiap, terkejut
- Jengkel: hina, jijik, muak, mual, tidak suka
- malu: malu hati, kesal
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi
menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai
macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku
terhadap stimulus yang ada.
Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara
filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah
menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih
dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan
kelangsungan hidup kita. Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak
terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya
bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi
dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002).
Emosi pada umumnya berlangsung dalam waktu yang relative
singkat, sehingga emosi berbeda dengan mood. Mood atau suasana hati pada
umumnya berlangsung dalam waktu yang lama dari pada emosi, tetapi intensitasnya
kurang apabila dibandingkan dengan emosi. Apabila seseorang mengalami marah
(emosi) maka kemarahan tersebut tidak segera hilang begitu saja, tetapi masih
berlangsung dalam jiwa seseorang (ini dimaksud dengan mood) yang akan berperan
dalam diri orang yang bersangkutan, namun demikian ini juga perlu dibedakan
dengan temperamen. Temperamen adalah keadaan psikis seseorang yang lebih
permanent dari pada mood, karena itu temperamen lebih merupakan predisposisi
yang ada pada diri seseorang, dank arena itu temperamen lebih merupakan
kepribadian seseorang apabila
dibandingkan dengan mood.
Berkaitan dengan itu, Coleman dan Hammen (1974, dalam
Rakhmat, 1994) menyebutkan, setidaknya ada empat fungsi emosi:
- Emosi adalah pembangkit energi (energizer). Tanpa emosi, kita tidak sadar atau mati. Hidup berarti merasai, mengalami, bereaksi, dan bertindak. Emosi membangkitkan dan memobilisasi energi kita, marah menggerakkan kita untuk mrnyerang. Takut menggerakkan kita untuk berlari. Dan cinta mendorong kita untuk mendekat dan bermesraan.
- Emosi adalah pembawa informasi (messenger)
- Emosi bukan hanya membawa informasi dalam komunikasi intrapersonal, tetapi juga pembawa pesan dalam komunikasi interpersonal.
- Emosi juga merupakan sumber informasi tentang keberhasilan.