Abstrak: Tulisan ini bertujuan
untuk menganalisis determinan dan keterkaitan permintaan tenaga kerja sektor pertanian dan
non pertanian baik
tenaga kerja terdidik
maupun tidak terdidik, sehingga mampu menggambarkan perilaku
permintaan pasar kerja secara
spesifik berdasarkan karakter pendidikan
untuk setiap sektornya dalam rangka mengatasi pengangguran di Indonesia. Model
dibangun dalam bentuk persamaan simultan. Pendugaan model menggunakan metode
Two Stage Least Square (2 SLS). Data
adalah data berurut waktu 1990-2009. Data sebagian besar diambil dari hasil
Survey Angkatan Kerja Nasional,
Badan Pusat Statistik.
Hasil penelitian menunjukkan
pertambahan permintaan
tenaga kerja terdidik
dan tidak terdidik
di sektor pertanian
lebih dipengaruhi oleh pertambahan investasi
dan produksi pertanian,
sementara pertambahan permintaan
tenaga kerja terdidik dan
tidak terdidik di
sektor non pertanian
lebih dipengaruhi oleh
investasi dan permintaan tenaga kerja
sektor non pertanian.
Terdapat hubungan komplementer
antara tenaga kerja
sektor pertanian dengan tenaga kerja sektor industri terdidik,
sebaliknya terdapat hubungan substitusi antara tenaga kerja sektor pertanian
dengan tenaga kerja sektor jasa (informal) tidak terdidik. Upah bukan merupakan
faktor yang berpengaruh nyata terhadap pertambahan permintaan tenaga kerja
terdidik dan tidak terdidik di sektor pertanian dan non pertanian.
Oleh karenanya masih diperlukannya intervensi pemerintah
dalam penentuan upah
pasar dalam menjamin
kesejahteraan tenaga kerja, mengingat upah
bukan merupakan penentu dalam
peningkatan permintaan tenaga
kerja. Untuk mengatasi jumlah pengangguran
yang semakin meningkat, maka penciptaan kesempatan kerja diarahkan pada
peningkatan produksi dan investasi di sektor pertanian, serta memacu
agroindustri pertanian.
Kata kunci: permintaan tenaga
kerja, pendidikan, pertanian, non pertanian, perilaku
Penulis: Dessy Adriani
Kode Jurnal: jpmanajemendd130049
Atau download gratis di bawah ini:
Artikel Terkait :