PERBANDINGAN KADAR SUKROSA DALAM MADU RANDU DAN MADU KELENGKENG DARI PETERNAK LEBAH DAN MADU PERDAGANGAN DI KOTA SEMARANG
INTISARI: Madu merupakan
cairan alami yang mempunyai rasa manis dan dihasilkan oleh lebah madu. Seiring dengan
peningkatan konsumsi madu, berkembanglah cara pemalsuan madu untuk mendapatkan
keuntungan. Penambahan gula jenis sukrosa sering dilakukan karena harganya yang
relatif murah. Kandungan sukrosa menjadi salah satu ukuran keaslian madu.
Munculnya madu palsu merugikan konsumen karena komposisinya berbeda sehingga
manfaatnya juga berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya
kandungan sukrosa serta kadarnya dalam madu randu dan madu kelengkeng dari
peternak lebah dan madu perdagangan di Kota Semarang dengan menggunakan KCKT. Sampel
madu diambil secara acak yaitu tiga sampel madu randu dan tiga sampel madu
kelengkeng langsung dari peternak lebah di daerah Ngaliyan, Gringsing dan
Ambarawa serta madu perdagangan di Kota Semarang. Penetapan kadar sukrosa
menggunakan sistem KCKT (Waters ec 2695) dilengkapi kolom C18 (Sunfire C18 5um;
4,6x150 mm) dan detektor UV (UV/Visible Waters 2489) pada panjang gelombang 190
nm. Fase gerak berupa campuran asetonitril dan aquabides (75:25, v/v) dengan
laju alir 1,0 mL/menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rata-rata
sukrosa pada sampel madu randu dan madu kelengkeng dari peternak lebah
masing-masing adalah 4,03% dan 2,98%. Sedangkan kadar rata-rata untuk sampel
madu randu dan madu kelengkeng perdagangan di Kota Semarang masing-masing
sebesar 2,11% dan 2,59%. Kadar rata-rata sukrosa ke dua belas sampel madu
memenuhi persyaratan tetapi terdapat dua sampel yang tidak memenuhi syarat mutu
madu berdasarkan SNI-2004. Kadar sukrosa madu randu dan madu kelengkeng dari
peternak lebah dan madu perdagangan di Kota Semarang berbeda tidak signifikan.
Kata kunci: madu randu, madu
kelengkeng, sukrosa, KCKT
Penulis: Sumantri, Aqnes
Budiarti, Indah parameita
Kode Jurnal: jpfarmasidd130005