UJI FERMENTASI KARBOHIDRAT
Ada beberapa cara uji fermentasi karbohidrat. Kemampuan
memfermentasikan berbagai karbohidrat dan produk fermentasi yang dihasilkan
merupakan ciri yang sangat berguna dalam identifikasi mikroorganisme. Hasil akhir fermentasi
karbohidrat ditentukan oleh sifat mikroba, media biakan yang digunakan serta
faktor lingkungan, antara lain suhu dan pH. Media fermentasi harus mengandung
senyawa yang dapat dioksidasikan dan difermentasikan oleh mikroorganisme. Untuk
menentukan adanya fermentasi karbohidrat, di laboratorium digunakan media kaldu
karbohidrat dan media MR-VP (Methyl Red-Voges
Proskauer). Kaldu karbohidrat yang digunakan mengandung 0,5-1% karbohidrat.
Karbohidrat yang sering dipakai adalah glukosa, sukrosa, laktosa, manitol dan maltosa.
Selain karbohidrat ke dalam media ditambahkan juga ekstrak daging dan pepton
sebagai sumber nitrogen, vitamin dan mineral.
Bakteri yang ditumbuhkan dalam media biakan cair
karbohidrat, akan mengalami fermentasi dan menghasilkan asam. Asam yang
dihasilkan akan menurunkan pH media biakan. Untuk mendeteksi ada tidaknya
penurunan pH maka digunakan indikator. Indikator yang sering digunakan ialah
merah fenol, brom kresol ungu atau brom timol biru. Bila terjadi penurunan pH
maka akan terjadi perubahan warna menjadi warna kuning. Pada pH diatas 7 merah
fenol berwarna merah dan brom kresol ungu berwarna ungu sedangkan brom timol
biru berwarna biru.
Kaldu karbohidrat selain digunakan untuk uji
pembentukan asam juga digunakan untuk uji pembentukan gas. Pembentukan gas
dapat ditentukan dengan menggunakan tabung Smith atau tabung Durham. Tabung Smith
digunakan bila jumlah dan macam gas yang
dihasilkan harus ditentukan, sedangkan tabung Durham digunakan bila hanya ingin
mengetahui ada tidaknya gas yang terbentuk tanpa harus mengetahui jumlah gas
yang terbentuk dan jenis gas yang terbentuk. Bila terbentuk gas, maka gas akan
masuk ke dalam tabung Durham dan mendesak cairan dalam tabung Durham. Gas yang
terbentuk terlihat sebagai gelembung udara yang terperangkap dalam tabung
Durham. Setelah diinkubasi diamati perubahan warna dan pembentukan gas dalam
tabung Durham. Hal ini dapat menjadi tanda senyawa apa yang difermentasikan dan
dapat menjadi dasar acuan dalam identifikasi bakteri (Lay, 1994).
Berdasarkan hasil fermentasi karbohidrat bakteri dapat dikelompokkan
menjadi 5 kelompok yaitu:
- Bakteri asam laktat (BAL) homofermentatif yang hanya mampu menghasilkan asam laktat, dengan hasil uji berupa warna media berubah menjadi warna kuning atau lebih kuning dari warna tabung kontrol dan tidak terbentuk gas pada tabung Durham.
- Bakteri asam laktat (BAL) heterofermentatif yang mampu menghasilkan asam laktat, etil alkohol, serta gas CO2, dengan hasil uji berupa warna media berubah menjadi warna kuning atau lebih kuning dari warna tabung kontrol dan terbentuk gas pada tabung Durham.
- Bakteri aseton, butil alkohol yang mampu menghasilkan aseton, butil alkohol, asam butirat, isopropil alkohol, asam asetat, asam format serta gas CO2 dan H2, dengan hasil uji berupa warna media tidak berubah dan terbentuk gas dalam tabung Durham (Lay, 1994).
- Bakteri coli-aerogeneses tifoid yang mampu menghasilkan 2,3 butana diol, asam format, asam asetat, asam suksinat, etil alkohol serta gas CO2 dan H2, dengan hasil uji berupa warna media berubah menjadi warna kuning atau lebih kuning dari warna tabung kontrol dan terbentuk gas pada tabung Durham, namun pada uji VP memberikan hasil uji positif dan uji MR memberikan hasil uji yang bervariasi (tergantung genus dan spesies bakteri).
- Bakteri asam propionat yang mampu menghasilkan asam propionat, asam asetat dan CO2, dengan hasil uji berupa warna media berubah menjadi warna kuning atau lebih kuning dari warna tabung kontrol dan terbentuk gas pada tabung Durham, namun pada uji MR memberikan hasil uji positif dan uji VP memberikan hasil uji yang bervariasi (tergantung genus dan spesies bakteri) (Pelczar et al., 1998).