CACINGAN DAPAT MENYEBABKAN ANEMIA DAN KELEMAHAN INTELEKTUALITAS
Ternyata Cacingan Dapat Menyebabkan
Anemia dan Kelemahan Intelektualitas. Meskipun penyakit cacingan tidak
mematikan, namun cacingan bisa menurunkan kualitas hidup penderitanya, bahkan
mengakibatkan kurang darah (anemia) dan pada anak-anak dapat mengakibatkan
kebodohan. Sekitar 40 hingga 60 persen penduduk Indonesia menderita cacingan
dan data WHO menyebutkan lebih dari satu miliar penduduk dunia juga menderita
cacingan.
Penderita
cacingan di kalangan anak sekolah masih cukup tinggi. Menurut survei yang
pernah dilakukan di Jakarta, pada anak Sekolah Dasar (SD) menyebutkan sekitar
49,5 persen dari 3.160 siswa di 13 SD ternyata menderita cacingan. Siswa
perempuan memiliki prevalensi lebih tinggi, yaitu 51,5 persen dibandingkan
dengan siswa laki-laki yang hanya 48,5 persen.
Survei
serupa juga dilakukan Layanan Kesehatan Cuma- Cuma (LKC) dengan melakukan
pemeriksaan anemia dan kecacingan pada anak Sekolah Dasar di Parung, Bogor.
Didapatkan sekitar 60 % dari 156 siswa yang diperiksa menderita anemia dan 40 %
diantaranya menderita anemia dan cacingan.
Hati-hati
cacingan! Hasil survei Bank Dunia terbaru menunjukkan Indonesia mengalami
kerugian ekonomi sebesar Rp 30-33 miliar per tahun akibat penyakit cacing,
meski itu bukan penyakit kronik dan endemik. Hal itu disampaikan pakar
kesehatan Hendrawan Nadesul di sela-sela Workshop Nasional bertajuk
"Program Dedikasi Lifebuoy Berbagi Sehat" di Hotel Menara Peninsula,
Jl S Parman, Slipi, Jakarta, Selasa (11/7/2006). "Jika aset-aset negara
kita menderita cacingan, kehilangan karbohidrat, protein, anemia, dan
produktivitasnya menjadi rendah, maka Indonesia akan banyak merugi. Generasi
penerusnya menjadi tidak berkualitas," jelas Hendrawan.
Sementara
itu Ketua Yayasan Kusuma Bangsa (YKB) dr. Adi Sasongko mengungkapkan, dari
hasil penelitiannya siswa yang terinfeksi cacingan menderita kekurangan
hemoglobin hingga 12 gr persen, dan akan berdampak terhadap kemampuan tubuh
membawa oksigen ke berbagai jaringan tubuh, termasuk pula ke otak.
Ujung-ujungnya, penderita cacingan terserang penurunan daya tahan tubuh serta
metabolisme jaringan otak. Bahkan, dalam jangka panjang, penderita akan
mengalami kelemahan fisik dan intelektualitas.
Ditambahkannya,
kategori infeksi cacing ditentukan dari jumlah cacing yang dikandungnya. Jika
anak-anak itu sudah terinfeksi cacing, biasanya akan menunjukkan gejala
keterlambatan fisik, mental, dan seksual. Kendati jarang merenggut nyawa
korbannya, cacingan bisa menimbulkan gangguan gizi serta anemia defisiensi zat
besi. Karenanya meskipun tidak menyebabkan kematian, tapi jangan sepelekan
masalah infeksi cacing ini, sebab dapat menurunkan kualitas penderitanya baik
anak-anak maupun orang dewasa.
Secara
terpisah dr Is Suhariah Ismid,DTM&H, pakar yang menggeluti infeksi cacing
dari Universitas Indonesia mengatakan, remaja yang mengalami anemia akibat
infeksi cacingan telah menunjukkan penurunan prestasi belajarnya. Tetapi,
setelah mereka diberi suplemen besi (Fe) selama lebih dari tiga bulan, hasilnya
ternyata membuktikan remaja tersebut mengalami peningkatan kembali prestasi
belajarnya.