EPILEPSI TIDAK MENULAR DAN BISA DISEMBUHKAN

Gangguan epilepsi tidak menular dan bisa disembuhkan. Gangguan yang dialami ibu pada masa kehamilan serta proses persalinan yang sulit, bisa menyebabkan gangguan perkembangan otak dan timbulnya epilepsi. Karena itu, kejadian epilepsi pada anak-anak lebih tinggi. Namun, kepatuhan minum obat dan pola hidup yang sehat, epilepsi bisa disembuhkan.
Jenis epilepsi pada bayi dan anak sangat beragam. Dr. Hardiono Pusponegoro, Sp.A, dari Di-visi Saraf Anak FKUI mengatakan, sebagian besar kasus epilepsi tidak diketahui penyebab-nya. Namun, beberapa di antaranya disebabkan gangguan otak seperti kelainan bawaan, trauma otak, infeksi, hingga kekurangan oksigen saat persalinan.
Menurutnya, epilepsi umumnya tidak menular dan tidak mengganggu kecerdasan anak.
“Bila anak kejang lebih dari 15 menit memang bisa merusak otaknya. Namun, biasanya kejang hanya berlangsung tak lebih dari tiga menit,” cetusnya.
Untuk itu, ia mengimbau, pengobatan epilepsi sebaiknya mempertimbangkan efek sam-pingnya. “Jangan hanya mencari obat yang paling murah, tapi perhatikan efek sampingnya karena ada yang bisa mengganggu konsentrasi dan menyebabkan alergi,” saran Hardiono.
Pengobatan monoterapi atau memakai satu jenis obat, menurut dia, lebih efektif dibanding be-berapa jenis obat. “Makin sedikit obatnya, makin bagus hasilnya. Sekitar 70 persen tidak kejang sama sekali,” imbuhnya.
Pasien epilepsi memang harus mengkonsumsi obat dalam jangka panjang. Karena itu, diperlukan kepatuhan agar terapinya berhasil. “Tujuan utama terapi atau pengobatan epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup optimal, sesuai perjalanan penyakit epilepsi dan disabilitas fisik mauPun mental yang dimilikinya,” jelasnya.
Untuk tercapainya tujuan tersebut, diperlukan beberapa upaya. Antara lain menghentikan serangan (seizure), mengurangi frekuensi serangan, mencegah timbulnya efek samping, menurunkan angka kesakitan dan kematian serta mencegah timbulnya efek samping dari obat anti epilepsi (OAE).
“Umumnya, 70 persen serangan dapat teratasi mengkonsumsi satu jenis obat anti epilepsi. Sedangkan 30 persen sulit diatasi meskipun mengkonsumsi tiga atau lebih OAE yang kita sebut sebagai epilepsi refrakter,” terang Hardiono.
“Setelah dua tahun tidak kejang lagi, kita akan evaluasi. Obat juga tidak boleh dihentikan seketika namun perlahan-lahan. Penghentian obat secara mendadak bisa berakibat fatal,” imbuhnya.

Artikel Terkait :