Faktor Penyebab Terjadinya Karies Gigi

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya karies gigi. Menurut Yuwono (2003) faktor yang memungkinkan terjadinya karies yaitu sebagai berikut: 
Umur 
Terdapat  tiga fase umur yang dilihat dari sudut gigi geligi yaitu:
  1. Periode gigi campuran, disini molar 1 paling sering terkena karies
  2. Periode pubertas (remaja) umur antara 14 tahun sampai 20 tahun pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal ini yang menyebabkan prosentase karies lebih tinggi.
  3. Umur antara 40- 50 tahun, pada umur ini sudah terjadi retraksi atau menurunya gusi dan papil sehingga, sisa – sisa makanan lebih sukar dibersihkan 
Kerentanan permukaan gigi
  1. Morfologi gigi. Daerah gigi yang mudah terjadi plak sangat mungkin terjadi karies.
  2. Lingkungan gigi. Lingkungan gigi meliputi jumlah dan isi saliva (ludah), derajat kekentalan dan kemampuan bbuffer yang berpengaruh terjadinya karies, ludah melindungi jaringan dalam rongga mulut dengan cara pelumuran element gigi yang mengurangi keausan okulasi yang disebabkan karena pengunyahan, Pengaruh buffer sehingga naik turun PH dapat ditekan dan diklasifikasikan element gigi dihambat, Agrogasi bakteri yang merintangi kolonisasi mikroorganisme, Aktivitas anti bakterial, Pembersihan mekanis yang dapat mengurangi akumulasi plak.
Air ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam mempengaruhi kekerasan email. Air ludah ini dikeluar oleh: kelenjar paritis, kelenjar sublingualis dan kelenjar submandibularis. Selama 24 jam, air ludah dikeluarkan glandula sebanyak 1000 – 1500 ml, kelenjar submandibularis mengeluarkan  40 % dan kelenjar parotis sebanyak 26 %. Pada malam hari pengeluaran air ludah lebih sedikit, secara mekanis air ludah ini berfungsi membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah ini ikut didalam pengunyahan untuk memecahkan unsur – unsur makanan.
Hubungan air ludah dengan karies gigi telah diketahui bahwa pasien dengan sekresi air ludah yang sedikit atau tidak ada sama sekali memiliki prosentase karies gigi yang semakin meninggi misalnya oleh karena : therapi radiasi kanker ganas,  xerostomia , klien dalam waktu singkat akan mempunyai  prosentase karies yang tinggi. Sering juga ditemukan pasien-pasien balita berumur 2 tahun dengan kerusakan atau karies seluruh giginya, aplasia  kelenjar proritas (Yuwono, 2003).  
Bakteri 
Menurut Yuwono (2003) tiga jenis bakteri yang sering menyebabkan karies yaitu:
  1. Steptococcus. Bakteri kokus gram positif ini adalah penyebab utama karies dan jumlahnya terbanyak di dalam mulut, salah satu spesiesnya yaitu  Streptococus mutan , lebih dari dibandingkan yang lain dapat menurunkan pH medium hingga 4,3%.  Sterptococus mutan terutama terdapat populasi yang banyak mengkonsumsi sukrosa.
  2. Actynomyces. Semua spesies aktinomises memfermentasikan glukosa, terutama membentuk asam laktat, asetat, suksinat, dan asam format. Actynomyces visocus  dan actynomises naesundil mampu membentuk karies akar, fisur dan merusak periodontonium. 
  3. Lactobacilus. Populasinya mempengaruhi kebiasaan makan, tempat yang paling disukai adalah lesi dentin yang dalam.  Lactobasillus hanya dianggap faktor pembantu proses karies.
Plak
Plak ini trerbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa makanan serta bakteri. Plak ini mula-mula terbentuk, agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertmbuhnya bakteri.
Frekuensi makan makanan yang menyebabkan karies (makanan kariogenik)  
Frekuensi makan dan minum tidak hanya menimbulkan erosi, tetapi juga kerusakan gigi atau karies gigi. Konsumsi makanan manis pada waktu senggang jam makan akan lebih berbahaya daripada saat waktu makan utama.

Artikel Terkait :