HERNANDO DE SOTO (TOKOH EKONOMI)
Hernando
de Soto lahir di Arequipa, 3 juni 1941. Dia adalah seorang ekonom dari Peru
yang dikenal di bidang ekonomi informal. Saat ini ia menjabat sebagai direktur
institute Kebebasan dan Demokrasi (institude for Liberty and Democracy), di
Lima, Peru. yaitu sebuah lembaga-lembaga penelitian independent. Ayahnya adalah
seorang diplomat Peru. Setelah kudeta militer 1948 di Peru, ayahnya memilih
pengasingannya di eropa, membawa istri dan dua anak muda dengan dia. De Soto
dididik di Swiss, dimana ia melakukan pasca-sarjana bekerja di Institut Studi
Pascasarjana. Internasional di Jenewa. Dia kemudian bekerja eksekutif, ekonom
perusahaan dan konsultan. Dia kembali ke Peru pada usia 38, adiknya Alvaro
bertugas di korps diplomatic Peru di Lima, New York dan Jenewa dan
diperbantukan pada PBB pada tahun 1982, ia pension dari PBB pada tahun 2007
dengan judul Asisten Sekretaris Jenderal. Dia sangat dikenal sebagai penasehat
internasional.
Tahun
2000 Hernando De Soto mengarang buku berjudul “The Mysteri of Capital” yang memberi
masukan bagi disiplin ilmu ekonomi dan kegiatan ekonomi Negara-negara
berkembang. Soto adalah pendiri dan pemimpin Institute of Liberty and Democracy
(ILD), sebuah lembaga lembaga penelitian independent yang berada di Peru.
Majalah Economist menyatakan bahwa lembaga ini adalah pusat penelitian
terpenting kedua di dunia. Majalah Time memilih Hernando sebagai salah seorang
inovator terunggul dari Amerika Latin. Bukti menjelaskan mengapa Negara-negara
berkembang tidak pernah keluar dari berbagai masalah kemiskinan.
Dalam
buku ini disebutkan bahwa sebenarnya kekayaan yang dimiliki Negara-negara
berkembang sangat banyak. Absennya system hukum dan pemerintahan yang bersih
membuat kekayaan itu tidak terlacak dan tercatat ke dalam penerimaan Negara.
Korupsi dan kolusi serta berbagai praktek penyelewengan hukum membuat banyaknya
kekayaan yang dimiliki Negara-negara berkembang tidak ada artinya. Tanpa system
hokum yang jelas Negara-negara berkembang akan tetap tertinggal dari
Negara-negara maju yang kelebihannya justru terletak pada system hukum yang
sudah mapan.
Sistem
hukum yang jelas akan membuat segala macam harta Negara baik itu dimiliki
pemerintah atau swasta akan tercatat oleh pihak yang berwenang. Dengan demikian
pengelolaannya dapat dipantau dan didorong untuk terus tumbuh dengan baik.
Proses pencatatan dan pengelolaan itu tentu membutuhkan sumber daya manusia
yang jujur dan bertanggung jawab. Mereka terkumpul dalam sebuah lembaga hukum
yang juga jujur dan bertanggung jawab.
Secara
umum, gagasan utama yang diusung dalam tulisan-tulisan de Soto adalah
masyarakat di dunia berkembang umumnya tidak memiliki sistem kepemilikan tanah
formal yang terpadu, sehingga hanya memiliki kepemilikan secara informal
terhadap tanah dan barang-barang. Dalam buku Mystery of Capital, de Soto
menggunakan karya John R. Searle yang berjudul The Construction of Social
Reality. Di sini ia membahas hubungan-hubungan sosial yang dibutuhkan dalam
membentuk modal dan menghasilkan uang. De Soto berpendapat bahwa dasar
keberhasilan ekonomi kapitalisme Jepang dan Amerika bersumber pada sistem hak
milik yang jelas yang telah dibuat sejak zaman sebelum PD I. Menurut de Soto,
teori pembangunan modern gagal memahami proses pengembangan sistem hak milik
yang terpadu sehingga membuat kaum miskin tidak mungkin dapat menggunakan apa
yang dimilikinya secara informal untuk digunakan sebagai kapital dalam
membangun bisnis dan kewirausahaan. Sebagai
akibatnya, kelompok petani di dunia berkembang selalu terperangkap dalam
kemiskinan, di mana petani hanya mampu menanam untuk kebutuhan hidupnya
sendiri.