MACAM-MACAM TIPE LETUSAN GUNUNG BERAPI
Terdapat macam-macam tipe letusan gunung berapi yang
kita ketahui hingga saat ini. Setiap gunung berapi
memiliki karakteristik macam-macam tipe letusan gunung berapi (erupsi)
tertentu yang dapat dilihat dari
material yang dikeluarkan, intensitas erupsi, bentukan alam hasil erupsi dan
kekuatan letusannya. Para ahli geologi membedakan letusan gunung api dalam 7
tipe yaitu:
Letusan Tipe Vulkano
Tipe
letusannya mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta
bahan-bahan padat dan cair atau lava. Tipe letusan ini dikelompokkan atas kekuatan
erupsi dan kedalaman dapur magmanya.
Dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki
tekanan yang sedang sampai tinggi. Daya rusak yang dihasilkan cukup besar. Beberapa gunung yang memiliki Letusan Tipe
Vulkano adalah Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Semeru di Jawa Timur.
Letusan Tipe Merapi
Letusan
tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin
bertambah kuat sehingga sumbatan terangkat pecah-pecah. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas
yang akhirnya terlempar keluar. Material
ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas atau
gloedwolk atau sering disebut wedhus gembel.
Tipe letusan merapi sangant berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
Letusan Tipe
Stromboli
Letusan
tipe Stromboli memiliki ciri-ciri seringnya terjadi letusan-letusan kecil yang
tidak begitu kuat, namun terus- menerus, dan banyak mengeluarkan efflata.
Contoh, Gunung Vesuvius di Italia, Gunung Raung di Jawa, dan Gunung Batur di
Bali. Letusannya memiliki interval waktu hampir sama. Gunung api Stromboli di
Kepulauan Lipari Letusan yang memiliki interval waktu yang hampir sama. Gunung api Stromboli di Kepulauan Lipan jarak
waktu letusannya lebih kurang 12 menit.
Jadi setiap kurang lebih 12 menit lava mendidih, kemudian terjadi
letusan. Bom, lipari dan abu dilontarkan
keluar. Gunung-gunung yang mengalami
letusan seperti Tromboli adalah Vesivius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
Letusan Tipe Perret
atau Plinian
Tipe
letusan ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan karena ledakannya
yang sangat dahsyat. Pada tipe ini,
material yang dilemparkan mencapai ketinggian sekitar 80 km. Memiliki ciri seperti letusan tiangan, gas
yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya.
Letusan tipe ini dapat membobol puncak vulkan hingga dinding kawah melorot atau
melemparkan kepundan, misalnya letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St.
Helens pada tanggal 18 Mei 1980.
Letusan Tipe Pelee
Letusan
tipe ini biasanya terjadi jika di puncak gunung api terdapat sumbatan kawah
yang bentuknya seperti jarum sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah
besar. Apabila sumbatan kawah tidak
kuat, maka gunung tersebut meletus.
Letusan Tipe Sint
Vincent
Tipe
letusan ini terjadi pada gunung api yang mempunyai danau kawah. Selanjutnya, jika gunung apu tersebut
meletus, air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar
gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya, misalnya
letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent pada tahun 1902.
Letusan Tipe Hawaii
Ciri-ciri
letusan tipe Hawai antara lain: (1) lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan
bersifat cair (2) lava mengalir ke segala arah (3) Bentuk gunung yang
dihasilkan tipe hawaai menyerupai perisai atau tameng. (4) skala letusannya
relative lebih kecil namun intensitasnya cukup tinggi. Contoh gunung berapi dengan tipe letusan
Hawaii antara lain: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii. Letusan
Hawaii dapat terjadi di sepanjang celah atau patahan yang berfungsi sebagai
ventilasi linier, seperti pada letusan Gunung Mauna Loa di Hawaii pada tahun
1950, letusan ini dapat terjadi pada pusat lubang seperti pada letusan 1959 di
Kilauea Iki Crater dari Kilauea Volcano, Hawaii. Dalam tipe ini letusan, lava
pijar cair menyembur dari celah retakan zona gunung berapi dan sungai di
lereng. Di pusat-lubang letusan, air mancur lava menyembur hingga ketinggian beberapa
ratus meter atau lebih. Lava tersebut berkumpul di kawah tua dan membentuk
danau lava, atau membentuk kerucut.