MEKANISME TERJADINYA DEMAM
Mekanisme terjadinya demam merupakan mekanisme fisiologis. Sebagai respon
terhadap rangsangan pirogenik, maka monosit, makrofag, dan sel - sel Kupffer
mengeluarkan suatu zat kimia yang dikenal sebagai pirogen en dogen IL
-1(interleukin 1), TNFα (Tumor Necrosis Factor α), IL - 6 (interleukin 6), dan INF (interferon ) yang bekerja pada
pusat termoregulasi hipotalamus untuk meningkatkan patokan termostat.
Hipotalamus mempertahankan suhu di titik patokan yang baru dan bukan di suhu
normal. Sebagai contoh, pirogen endogen meningkatkan titik patokan menjadi
38,9°C, hipotalamus merasa bahwa suhu normal prademam sebesar 37°C terlalu
dingin, dan organ ini memicu mekanisme -mekanisme respon dingin untuk meningkatkan
suhu tubuh (Ganong, 2002).
Berbagai laporan penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan suhu tubuh
berhubungan langsung dengan tingkat sitokin pirogen yang diproduksi untuk
mengatasi berbagai rangsang. Ransangan endogen seperti eksotoksin dan endotoksin
menginduksi leukosit untuk mengeluarkan pirogen endogen, dan yang poten
diantaranya adalah IL- 1 dan TNF α, selain IL- 6 dan IFN. Pirogen endogen ini
akan bekerja pada sistem saraf pusat tingkat OVLT ( Organum Vasculosum Laminae
Terminalis) yang dikelilingi oleh bagian medial dan lateral nukleus preopt ik,
hipotalamus anterior, dan septum palusolum. Sebagai respon terhadap sitokin
tersebut maka pada OVLT terjadi sintesis prostaglandin, terutama prostaglandin
E2 melalui metabolisme asam arakidonat jalur COX- 2 (cyclooxygenase 2), dan
menimbulkan peningkatan suhu tubuh terutama demam (Nelwan dalam Sudoyo,
2006).
Mekanisme demam dapat juga terjadi melalui jalur non prostaglandin melalui
sinyal aferen nervus vagus yang dimediasi oleh produk lokal MIP-1 (machrophage inflammatory protein- 1) ini tidak dapat dihambat oleh antipiretik (Nelwan
dalam Sudoyo, 2006).
Menggigil ditimbulkan agar dengan cepat meningkatkan produksi panas, sementara
vasokonstriksi kulit juga berlangsung untuk dengan cepat mengurangi pengeluaran
panas. Kedua mekanisme tersebut mendorong suhu naik. Dengan demikian,
pembentukan demam sebagai respon terhadap rangsangan pirogenik adalah sesuatu
yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi
(Sherwood, 2001).