OBAT MEDIS SELESMA DAN INFLUENZA
Ada beberapa macam obat medis selesma dan influenza. Pilek
sebenarnya tidak membutuhkan obat. Walaupun selesma/pilek bukan termasuk
penyakit yang berat, namun penyakit ini susah diatasi sehingga sering kambuh.
Pengobatan yang bisa dilakukan hanya untuk meredakan gejala atau simtomnya. Hal
ini karena virus yang menyebabkan selesma sangat banyak jumlahnya dan dapat
mengalami perubahan atau memiliki kesanggupan untuk mengalami mutasi genetik
sehingga dapat timbul virus-virus baru. Hal tersebut menyebabkan virus selesma
kebal terhadap vaksin tertentu atau antibodi tertentu dalam beberapa waktu
sehingga sangat sulit untuk membuat vaksin selesma. . Namun berikut akan kita
ulas sedikit tentang obat medis selesma dan influenza yang biasa diresepkan
oleh para dokter.
Actually,
untuk mencegah infeksi yang disebabkan karena virus selesma atau influenza
hingá kini belum ditemukan obatnya, yaitu obat yang berkhasiat mematikan semua
virus tersebut. Hanya gejala-gejala seperti pilek, nyeri kepala, otot dan
sendi, demam, batuk, dan sebagainya dapat disembuhkan dengan obat untuk
meringankan penyakit. Dengan istirahat total lebih kurang selama 5 hari, pada
umumnya gangguan-gangguan tersebut sembuh dengan sendirinya
Obat-obat selesma
biasanya mengandung antihistamin dan dekongestan.
Antihistamin
adalah suatu kelompok obat yang dapat berkompetisi melawan histamin, yaitu
salah satu mediator dalam tubuh yang dilepas pada saat terjadi reaksi alergi.
Obat yang tergolong antihistamin antara lain : klorfeniramin maleat (CTM),
difenhidramin HCl, promethazin. Hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
obat-obat antihistamin yaitu : hindari dosis melebihi yang dianjurkan, hindari
penggunaan bersama minuman beralkohol atau obat tidur, penderitaq gloukoma atau
retensi urine akibat hipertrofi prostat apabila menggunakan obat yang
mengandung antihistamin agar dikonsultasikan dahulu dengan dokter, jangan minum
obat antihistamin bila akan mengemudikan kendaraan dan menjalankan mesin. Efek
samping yang mungkin timbul yaitu: mengantuk, pusing, gangguan sekresi saluran
nafas, mual dan jarang terjadi muntah.
Aturan
pemakaiaan:
- Klorfeniramin maleat (CTM) untuk dewasa 1 tablet (2 mg) setiap 6-8 jam, untuk anak kurang dari 12 tahun ½ tablet setiap 6-8 jam.
- Difenhidamin HCl untuk dewasa 1-2 kapsul (25-50 mg) setiap 8 jam, untuk anak ½ tablet (12,5 mg) setiap 6-8 jam.
- Promethazin untuk dewasa 50-300 mg sehari, untuk anak usia 1-5 tahun 5-15 mg sehari, usia 5-10 tahun 10-25 mg setiap hari.
Dekongestan
adalah obat yang mempunyai efek mengurangi hidung tersumbat. Berdasarkan cara
pemberiannya dapat dibedakan antara dekongestan oral (melalui mulut) dan
dekongestan topikal (diteteskan ke dalam hidung). Obat dekongestan oral antara
lain : fenilpropanolamin, fenilefrin, pseudoefedrin, efedrin. Hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan obat dekongestan oral adalah hati-hati pada
penderita diabet juvenil karena dapat meningkatkan kadar gula darah, penderita
tiroid, hipertensi, gangguan jantung, dan penderita yang menggunakan obat
antidepresi. Efek samping yang mungkin timbul dari penggunaan obat dekongestan
oral yaitu : menaikkan tekanan darah, aritmia terutama pada penderita penyakit
jantung dan pembuluh darah.
Aturan
pemakaiaan:
- Fenipropanolamin untuk dewasa maksimal 15 mg per takaran 3-4 kali sehari, untuk anak 6-12 tahun maksimal 7,5 mg per takaran 3-4 kali sehari.
- Fenilefrin untuk dewasa 10 mg 3 kali sehari, untuk anak 6-12 tahun 5 mg 3 kali sehari.
- Pseudoefedrin untuk dewasa 60 mg 3-4 kali sehari, untuk anak 2-5 tahun 15 mg 3-4 kali sehari, untuk anak 6-12 tahun 30 mg 3-4 kali sehari.
- Efedrin untuk dewasa 25-30 mg setiap 3-4 jam, untuk anak sehari 3 mg/kg berat bada dibagi dalam 4-6 dosis yang sama.
Termasuk
dekongestan topikal adalah oksimetazolin. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan obat tersebut yaitu : hindari dosais melebihi yang dianjurkan,
hati-hati sewaktu meneteskan ke hidung, dosis tepat dan masuknya ke lubang
hidung harus tepat, jangan mengalir ke luar atau tertahan, tidak boleh
digunakan lebih dari 7-10 hari, segera minum setelah menggunakan obat, karena
air dapat mengencerkan obat yang tertelan, ujung botol obat dibilas dengan air
panas setiap kali dipakai, penggunaan obat pada pagi dan menjelang tidur malam,
dan tidak boleh digunakan lebih dari 2 kali dalam 24 jam. Obat tidak boleh
digunakan untuk anak berumur dibawah 6 tahun, karena efek samping yang timbul
lebih parah, dan ibu hamil muda.
Efek
samping obat ini yaitu: merusak mukosa hidung karena hidung tersumbat makin
parah, rasa terbakar, kering, bersin, sakit kepala, sukar tidur, berdebar.
Aturan
pemakaian:
Oksimetazolin
Oksimetazolin
untuk dewasa dan anak di atas 6 tahun 2-3 tetes/semprot oksimetazolin 0,005%
setiap lubang hidung, untuk anak usia 2-5 tahun 2-3 tetes/semprot oksimetazolin
0,025% setiap lubang hidung, untuk anak kurang dari 2 tahun ikuti petunjuk
dokter.
Pada
umumnya obat influenza mengandung antara lain: antihistamin, dekongestan,
analgetik/antipiretik, ekspektoran, antitusif. Analgetik/antipiretik adalah
obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri dan menurunkan demam. Obat yang termasuk
analgetik/antipiretik yang dapat dibeli bebas yaitu : parasetamol
(asetaminofen) dan aspirin (asetosal). Hal yang perlu diperhatikan dalam
penggunaan parasetamol yaitu : dosis harus tepat, bila dosis berlebihan dapat
menimbulkan gangguan fungsi hati dan ginjal, sebiknya diminum setelah makan,
hindari penggunaan campuran obat demam lain karena dapat menimbulkan over
dosis, hindari penggunaan bersama dengan alkohol karena dapat meningkatkan
resiko gangguan fungsi hati, bila diminum dengan kopi atau minuman lain yang
mengandung kofein dapat memperkuat efek obat. Parasetamol tidak boleh digunakan
pada penderita gangguan fungsi hati, penderita yang alergi terhadap obat ini,
dan pecandu alkohol. Aturan pemakaian :
Parasetamol
Parasetamol
untuk dewasa 1 tablet (500 mg) setiap 4-6 jam, untuk anak usia 0-1 tahun ½-1
sendok teh sirup setiap 4-6 jam, untuk anak usia 1-5 tahun 1-1½ sendok teh
sirup setiap 4-6 jam, untuk anak usia 6-12 tahun ½-1 tablet (250-500 mg) setiap
4-6 jam. Beberapa obat paten yang mengandung parasetamol antara lain :
biogesic, bodrex, farmadol, panadol, sanmol, dll.
Asetosal
berkhasiat mengurangi rasa nyeri, menurunkan demam, dan antiradang. Hal yang
perlu diperhatikan dalam penggunaan asetosal yaitu : aturan pemakaian harus
tepat, diminum setelah makan atau bersama makan untuk mencegah nyeri dan
perdarahan lambung, jangan diminum bersama minuman beralkohol karena dapat
meningkatkan resiko perdarahan lambung, anak-anak dengan selesama atau
influenza tidak dianjurkan menggunakan obat ini karena dapat menimbulkan
sejenis radang otak (rye sindrom), begitu pula wanita hamil dan menyusui
sebaiknya tidak menggunakan obat ini. Efek samping yang mungkin terjadi pada
penggunaan asetosal yaitu : nyeri lambung, mual muntah, pemakaian dalam waktu
lama dapat menimbulkan tukak dan perdarahan lambung. Asetosal tidak boleh
digunakan pada penderita alergi, asma, tukak lambung (maag), penderita hemofili
dan trombositopenia. Aturan pemakaian :
Asetosal
Asetosal
untuk dewasa 1 tablet (500 mg) setiap 4 jam maksimal selama 4 hari, untuk anak
usia 2-3 tahun ½-1½ tablet 100 mg setiap 4 jam, untuk anak usia 4-5 tahun 1 ½-2
tablet 100 mg setiap 4 jam, untuk anak usia 6-8 tahun ½-3/4 tablet 500 mg
setiap 4 jam. Beberapa obat paten yang mengandung asetosal antara lain :
aspirin, bodrexin, farmasal, naspro, dll.
Ekspektoran/antitusif
adalah obat yang digunakan untuk mengatasi batuk berdahak/batuk kering yang
menyertai gejala selesma atau influenza. Akan lebih banyak diulas pada
pembahasan tentang batuk.