PENANGGULANGAN BENCANA GUNUNG BERAPI

Penanggulangan bencana gunung berapi harus dilakukan untuk menghindari jumlah kerugian yang diakibatkan letusan gunung berapi. Bencana merupakan ujian yang lumrah dihadapi manusia, termasuk gunung berapi. Tugas kita bukan menangisinya, tetapi melakukan yang terbbaik untuk menghadapinya. Karena itu mari kita membahas tentang mitigasi (penanggulangan) bencana gunung berapi.
Sebelum Terjadi Bencana
  • Dilakukan pemantauan gunungapi
  • Penyediaan peta kawasan rawan bencana gunungapi, peta zona risiko bahaya gunung api
  • Pemantapan protap tingkat kegiatan gunungapi
  • Pembimbingan dan informasi gunungapi
  • Penerbitan peta geologi gunungapi
  • Penyelidikan geologi, geofisika dan geokimia
  • Peningkatan sumberdaya manusia dan pendukungnya
Saat Terjadi Bencana
  • Mengirimkan tim tanggap darurat
  • Meningkatkan pengamatan
  • Melaporkan tingkat kegiatan sesuai alur
  • Memberikan rekomendasi kepada pemda sesuai protap
Sesudah Terjadi Bencana
  • Menurunkan tingkat kegiatan gunungapi sesuai protap
  • Menginventarisir data letusan, termasuk sebaran dan volume bahan letusan
  • Mengidentifikasi daerah yang terancam bahaya sekunder
  • Memberikan saran teknis penanggulangan bahaya sekunder
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan:
  1. Pemantauan, aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantauan dilaporkan ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) di Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos pengamatan Gunung berapi menyampaikan laporan bulanan ke pemda setempat.
  2. Tanggap Darurat, tindakan yang dilakukan oleh DVMBG ketika terjadi peningkatan aktivitas gunung berapi, antara lain mengevaluasi laporan dan data, membentuk tim Tanggap Darurat, mengirimkan tim ke lokasi, melakukan pemeriksaan secara terpadu.
  3. Pemetaan, Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung berapi dapat menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.
  4. Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika, dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta dan dokumen lainya.
  5. Sosialisasi, petugas melakukan sosialisasi kepada Pemerintah Daerah serta masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan penyuluhan langsung kepada masyarakat.                 
Sumber: Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya Mitigasinya di Indonesia. Set BAKORNAS PBP; Leaflet Set. BAKORNAS PBP dan Gunungapi. Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi 

Artikel Terkait :