PENEMUAN FOSIL GIGI MANUSIA PURBA DI TULUNGAGUNG

Penemuan Fosil Gigi Manusia Purba Di Tulungagung merupakan sebuah penemuan yang fenomenal. Secara teori, gigi merupakan bagian terbaik dari sebuah fosil mamalia. Dengan gigi, ilmu paleontologis akan lebih mudah mengidentifikasi jenis spesies apa yang memilikinya. Misalnya, herbivora memiliki jumlah gigi geraham lebih banyak. Sebab, tanpa proses pengunyahan rumput akan sulit dicerna. Sedangkan karnivora lebih memfungsikan gigi taring untuk membunuh dan merobek. Sebab, daging lebih mudah dicerna.
Penggalian benda bersejarah (ekskavasi) yang dilakukan tim arkeolog dari institusi pendidikan tinggi negeri di Jawa, dalam hal ini, Universitas Gajah Mada (UGM) dan Universitas Airlangga (Unair) di sekitar Gua Song Genthong, Desa Besole, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung menemukan sejumlah gigi binatang (fauna) purba.
Fosil gigi bertipe berbaris (lopodont) tersebut berada di lokasi barat daya berdekatan dengan dinding gua. “Binatang ini berdiet frugivora/folifora atau hanya memakan daun dan buah,” ujar Ketua Tim Peneliti Pusat Laboratorium Bio Antropologi dan Paleo Antropologi Fakultas Kedokteran UGM Rusyad Adi Suryanto
Tim sudah bekerja selama empat hari. Jejak manusia purba, terutama yang memiliki kekerabatan dengan homo sapiens Wajakensis temuan Edward Dubois, seorang dokter Belanda, memang belum ditemukan.
Namun dengan adanya fosil gigi tersebut, Rusyad meyakini bahwa kehidupan manusia purba pada 10 ribu tahun silam hingga peradaban (awal tahun Masehi) atau zaman holosin pernah ada di sana.
Sebab, jauh hari sebelumnya fosil sampah manusia purba dan gastropoda (kerang laut) juga ditemukan tidak jauh dari sana. Mengacu ilmu sejarah, jika terdapat sampah, tentunya ada kehidupan manusia di sana. “Dan tujuan penelitian ini untuk membuktikan semua itu,” tegasnya.
Lokasi yang ada saat ini telah diseterilkan dari aktivitas warga. Sebab, tempat yang ada dan di sekitarnya merupakan wilayah pertambangan batuan. Menurut Rusyad, tim yang dipimpinnya juga melibatkan para ahli bidang geoarkeologi, paleoantropologi dan bioantropologi dari Departemen Arkeologi Unair.
Penelitian akan dilakukan secara komperehensif. Dan langkah selanjutnya yang dilakukan Rusyad adalah melakukan uji DNA terhadap semua fosil yang ada.
Dengan hasil DNA akan diketahui secara pasti jenis binatang purba tersebut, termasuk hubungan kekerabatan dengan manusia purba temuan Edward Dubois. “Kita tunggu hasilnya nanti,” pungkasnya.

Artikel Terkait :