TEORI PERMINTAAN UANG
Ada beberapa Teori Permintaan Uang. Dalam menganalisis permintaan uang
terdapat dua pandangan yaitu teori permintaan uang klasik dan teori permintaan
uang menurut Keynesian.
Teori Permintaan Uang Klasik
Teori permintaan uang klasik
tercermin dalam teori kuantitas uang. Dengan cara sederhana menjelaskan
hubungan antara uang, harga, dan output (Dornbusch, 2008).
M V = PY
Di mana:
M = Jumlah uang beredar
V = Kecepatan uang berputar
P = Tingkat harga
Y = Output
Persamaan ini adalah persamaan
kuantitas uang yang menghubungkan tingkat harga dan output dengan jumlah uang
beredar. Persamaan kuantitas ini menjadi teori kuantitas klasik uang, ketika
kecepatan uang berputar dan tingkat output adalah tetap. Output riil menjadi
tetap karena perekonomian berada pada full employment dan kecepatan diasumsikan
tidak berubah banyak. Tak satupun dari asumsi ini terbukti, meski demikian,
menarik untuk diperhatikan bagaimana kesimpulan dari teori ini. Jika V dan Y
tetap, maka tingkat harga proporsional dengan jumlah uang beredar.
Teori kuantitas klasik menyatakan
bahwa tingkat harga proporsional dengan jumlah uang beredar:
P= MV/Y
Jika V Konstan, maka perubahan uang beredar menjadi perubahan PDB nominal,
PY, secara proporsional.
Teori Permintaan Uang Keynes
Menurut pandangan Keynesian ada
tiga motif orang memegang atau meminta uang antara lain sebagai berikut (Nanga,
2005):
- Transaction motive, yaitu motivasi untuk memegang uang adalah keinginan untuk mempermudah kegiatan transaksi atau untuk membiayai keperluan transaksi. Dalam permintaan uang untuk keperluan transaksi, pandangan klasik sama dengan pandangan Keynesian. Permintaan uang untuk transaksi berhubungan positif dengan tingkat pendapatan. Bila pendapatan naik, maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat.
- Precautionary motive yaitu motif orang memegang uang untuk persiapan menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan atau tidak terduga. Misalnya sakit atau berhenti bekerja. Permintaan uang untuk berjaga-jaga ini juga sangat bergantung pada besarnya pendapatan atau berhubungan positif dengan tingkat pendapatan, di samping pendapatan, tingkat risiko yang mungkin dihadapi juga akan mempengaruhi orang dalam memegang uang untuk berjaga-jaga.
- Speculative motive yaitu motivasi meminta uang untuk keperluan spekulasi. Permintaan uang untuk spekulasi selalu berkaitan dengan upaya mencari keuntungan. Peluang keuntungan akan diperoleh bila uang yang diminta dibelikan obligasi yang jatuh temponya tidak terbatas (consol band) dan tidak memiliki resiko tinggi. Dari pembelian obligasi tersebut akan diperoleh keuntungan berupa bunga.