TIPS MENGENALI GEJALA EPILEPSI PADA ANAK
Ada beberapa tips mengenali gejala epilepsi pada anak.
Epilepsi
merupakan salah satu gangguan fisik yang diakibatkan ketidaknormalan aktivitas
listrik sekelompok sel saraf di otak (bangkitan). Anak dikatakan mengidap
epilepsi apabila ia mengalami bangkitan berulang, berselang lebih dari 24 jam,
yang timbul tanpa provokasi.
Prevalensi
epilepsi pada anak diketahui cukup tinggi. Data dari Perhimpunan Dokter
Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) tahun 2012 menyebutkan di negara
berkembang, termasuk Indonesia, kasus baru epilepsi pada anak mencapai 25-840
per 100.000 penduduk per tahun.
Pada
anak epilepsi, ditemukan paling banyak pada anak usia 0-4 tahun, diikuti
kemudian pada anak usia 10-14 tahun, kemudian usia 5-9 tahun, dan usia 15-19
tahun. Epilepsi pada anak 0-4 tahun paling banyak dipicu oleh proses tumbuh
kembang, sedangkan pada usia 5-14 paling banyak dipicu oleh infeksi dan pada
usia 15-24 paling banyak dipicu oleh trauma.
Beberapa
gejala epilepsi dapat ditemukan dalam kondisi lain, sehingga membuat epilepsi
lebih sulit untuk dikenali dan didiagnosis.
Berikut
adalah tips untuk mengenali epilepsi pada anak:
Amati tingkal laku
anak yang aneh.
Beberapa
anak yang menderita epilepsi mungkin akan bertingkah aneh, terutama di sekolah.
Epilepsi dapat membuat anak kesulitan mengikuti pelajaran atau berkonsentrasi
di kelas.
Bicaralah
dengan guru, jika Anda memiliki kekhawatiran mengenai perilaku anak di sekolah.
Jika
anak memiliki masalah perilaku dan menunjukkan beberapa gejala fisik dari
epilepsi, segera konsultasikan dengan dokter anak.
Perhatikan setiap
kesulitan belajar yang ada pada anak.
Setiap
kesulitan belajar harus diwaspadai. Anak yang menderita epilepsi dapat
menunjukkan gejala kehilangan memori dan pingsan.
Hal
ini dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah.
Anak mungkin tidak dapat mengingat petunjuk dengan mudah, kehilangan
konsentrasi, atau mengalami kesulitan belajar.
Kesulitan
belajar bisa jadi disebabkan oleh kondisi lain yang bukan epilepsi. Namun,
kesulitan belajar yang diiringi dengan gejala fisik epilepsi harus segera
diperhatikan.[
Perhatikan
tanda-tanda epilepsi lain yang kurang jelas.
Beberapa
tanda epilepsi lain diantaranya adalah kehilangan memori, kecanggungan,
mengantuk yang tidak biasa, pingsan, jatuh, berkedip atau menganggukkan kepala
berulang dan cepat, tampak bingung, dan melakukan gerakan berulang.
Banyak
anak yang menderita epilepsi akan menunjukkan beberapa gejala tersebut, namun
gejala-gejala ini belum tentu merupakan epilepsi. Bicarakan dengan dokter anak
tentang gejala-gejala yang dialami anak Anda untuk mendapatkan penanganan yang
tepat.
Perhatikan kejang
yang terjadi pada anak.
Anak-anak
yang menderita epilepsi dapat mengalami kejang grandmal, kejang petit mal, atau
kejang parsial. Seorang anak yang sedang kejang akan menunjukkan gerakan yang
cepat dan berualang, terlihat kebingungan, atau kehilangan kesadaran untuk
sementara waktu.
Tidak
semua anak yang mengalami kejang menderita epilepsi. Namun, saat anak mengalami
kejang untuk pertama kali, Anda harus menghubungi dokter untuk mencari tahu apa
penyebab kejang tersebut.