UNSUR-UNSUR INTRINSIK CERPEN
Ada beberapa unsur-unsur intrinsik cerpen. Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu
bentuk prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada
tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novella
(dalam pengertian modern) dan novel. Karena singkatnya, cerita-cerita pendek
yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot, tema, bahasa
dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang.
Ceritanya bisa dalam berbagai jenis.
Cerpen (cerita pendek merupakan karangan
pendek yang berbentuk
prosa. Sebuah cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh yang penuh
pertikaian, peristiwa, dan pengalaman.
Tokoh dalam cerpen
tidak mengalami perubahan nasib.
Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya
dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih panjang, seperti novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insightsecara lebih luas dibandingkan
dengan fiksi yang lebih panjang. Menurut
Edgar Allan Poe, Jassin (1961:72) cerpen adalah sebuah cerita yang selesai
dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.
Sebuah cerpen merupakan prosa fiksi dengan jumlah kata berkisar antara
750-10.000 kata.
Sedangkan Menurut Sumardjo dan Saini Cerpen atau cerita
pendek adalah cerita atau parasi fiktif
yang dibuat relatif singkat atau pendek.
Cerpen dapat terbentuk karena adanya unsur-unsur intrinsik
cerpen, unsur intrinsik tersebut antara lain adalah:
- Plot atau alur, yakni rangkaian momen yang direka serta dijalin dengan seksama hingga menggerakkan jalur cerita melewati perjumpaan klimaks serta penyelesaian.
- Penokohan serta perwatakan yakni cerita pengarang menggambarkan serta mengembangkan watak beberapa pelaku yang ada didalam karyanya.
- Tema, yakni ide pokok menjadi basic pengembangan cerita pendek. Tema satu cerita mensegala masalah, baik itu berbentuk problem kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan dan seterusnya. Untuk tahu tema satu cerita, dibutuhkan apresiasi menyeluruh pada beragam unsur karangan itu. Mungkin temanya itu dititipkan pada unsur penokohan, alur, maupun pada latar.
- Seting atau latar yakni area serta waktu berlangsungnya cerita. Latar ini bermanfaat untuk memperkuat tema, menuntun watak tokoh, serta membangun situasi cerita. Latar terdiri atas latar area, waktu serta sosial.
- Sudut pandang yakni posisi pengarang saat membawakan cerita.
- Amanat, yakni pesan yang ingin disampaikan pengarang melewati karyanya pada pembaca atau pendengar. Pesan dapat berbentuk harapan, anjuran, kritik dan seterusnya.