ZAT-ZAT PENYUSUN GIGI

Zat-zat penyusun gigi adalah sebuah zat yang khusus yang berbeda dengan organ tubuh lainnya. Zat penyusun gigi pada dasarnya terdiri atas dua, yaitu email gigi, dan dentin gigi. Zat-zat penyusun gigi ini ber-zat keras, bahkan lebih keras berlian.
Berikut ini adalah zat-zat penyusun gigi:
Email Gigi
Email adalah lapisan terluar gigi, yang menutupi seluruh mahkota gigi dan merupakan bagian tubuh yang paling keras dan dibentuk oleh sel-sel yang disebut ameloblast. Meskipun sangat keras, email rentan terhadap serangan asam, baik langsung dari makanan atau dari hasil metabolisme bakteri yang memfermentasi karbohidrat yang kita makan dan menghasilkan asam. Pola makan yang kaya asam akan mempercepat kerusakan email gigi. Demikian juga pada penderita penyakit tertentu misalnya bulimia yang selalu memuntahkan kembali makanan yang baru dimakan, di mana makanan yang dimuntahkan tersebut telah bercampur dengan asam lambung sehingga bersifat erosif bagi gigi.
Dentin
Dentin adalah zat antara email (zat di mahkota) atau semen (zat di akar) dari gigi dan ruang pulpa. Dentin disekresikan oleh odontoblast pulpa gigi. Pembentukan dentin dikenal sebagai dentinogenesis. Yang menyerap, bahan warna kuning tersusun atas 70% bahan anorganik, 20% bahan organik, dan 10% air. Karena lebih lembut daripada email, dentin membusuk lebih cepat dan menjadi sasaran lubang hebat jika tak dirawat sebagaimana mestinya. Namun tetap berlaku sebagai lapisan protektif dan menyokong mahkota gigi.
Dentin merupakan jaringan konektif termineralisasi dengan matrik organik protein berkolagen. Komponen anorganik dentin terdiri atas dahllite. Dentin mengandung struktur mikroskopis yang disebut pipa dentin yang merupakan kanal berukuran kecil yang menyebar ke luar melalui dentin dari lubang pulpa pada batas semen luar. Kanal-kanal itu memiliki konfigurasi berbeda antara lain dalam jarak diameter antara 0,8 dan 2,2 mikrometer. Panjangnya tergantung radius gigi. 3 konfigurasi dimensional pipa dentin di bawah kontrol genetis dan kemudian ciri khas urutan.
Dentin juga merupakan bahan keras yang menyusun sisik ikan hiu. Secara mendasar, sisik merupakan gigi yang kecil sekali. Menunjuk ke belakang, maka menggerakkan dari kepala ke ekor menciptakan rasa licin bagaimanapun, stroking kulit di arah berbeda menunjukkan tekstur kasar.
Studi telah menunjukkan bahwa sisik dentin berlaku sebagai baju baja buat ikan hiu dan juga menciptakan vortice yang kecil yang mengurangi tarikan untuk membuatnya lebih cepat. Sisik juga memungkinkan ikan hiu berenang dengan tenang dibandingkan ikan lain yang menghasilkan suara saat membelah air.
Bila dentin terekspos ke lingkungan karena karies telah mencapai dentin atau karena gigi tersebut patah, maka gigi akan sensitif terhadap perubahan suhu (misalnya pada saat berkontak dengan makanan panas/dingin) dan akan terasa sakit. Hal ini disebabkan karena tubuli dentin berisi cairan seperti serum yang berkesinambungan dengan cairan ekstraseluler pada jaringan pulpa.  Dengan tereksposnya tubuli dentin, cairan dalam tubuli ini akan mengalir dari pulpa ke arah luar yaitu perbatasan email dengan dentin, sehingga mempengaruhi ujung syaraf gigi. Akibatnya syaraf gigi akan teraktivasi dan mengirimkan sinyal ke otak dan terasa sakit.

Artikel Terkait :