DEFINISI APRESIASI FILM
Ada beberapa definisi apresiasi film. To appreciate berasal dari kata kerja Latin appretiare, yang pada gilirannya berasal dari kata pretium : nilai dan berarti menilai atau
menghargai. Antara menilai dan menghargai terdapat perbedaan tetapi juga kaitan
dalam arti, bahwa yang satu mendahului yang lain. Sebelum kita dapat menghargai
sesuatu, kita harus menilainya terlebih dahulu. Dan penghargaan ini pun baru
ada apabila hasil penilaian kita positif atau baik (Siagian, 1980).
Suatu karya seni dapat diapresiasikan dengan cara
menilainya terlebih dahulu kemudian kita baru dapat menghargainya, dengan
catatan apabila kita menyukai suatu karya seni tersebut. Lain lagi apabila
respon kita negatif terhadap karya seni tersebut, isi pernyataan suka dan tidak
suka atau menarik dan tidak menarik muncul dalam apresiasi beserta
alasan–alasan yang tegas dan jelas.
Setiap bentuk kesenian seperti seni musik, seni sastra,
seni tari dan seni rupa memerlukan apresiasi dari penikmat seni. Secara
harfiah, apresiasi seni berarti penghargaan terhadap kehadiran sebuah karya
seni. Pada umumnya apresiasi dilakukan oleh orang yang terlebih dahulu ingin
mengenal bagaimana sebuah karya seni diwujudkan, baru kemudian memberikan
penghargaan. Jadi apresiasi seni merupakan langkah awal menuju kritik seni.
Kata apresiasi mengandung sejumlah pengertian yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam hubungan dengan film dan pengalaman
menikmati film, kata apresiasi mengandung pengertian memahami, menikmati dan
menghargai. Dalam hubungan dengan kegiatan menikmati film, jelas seseorang
tidak akan dapat menikmati karya film sebelum ia memahami dan juga merasakan
apa yang terkandung dalam karya film itu. Apresiasi membutuhkan waktu untuk
menyelaminya, jika perlu kita menonton film lebih dari sekali supaya apresiasi
kita lebih jelas dan mudah.
Menurut James Monaco dalam buku Dasar–dasar Apresiasi
Film, apresiasi film dapat dikatakan sebagai upaya untuk meningkatkan daya
persepsi seseorang terhadap film–film yang ia saksikan setiap hari melalui
pesawat TV, bioskop umum, dan tempat–tempat pertunjukan lain. (Sumarno, 1996: 28). Ini maksudnya bahwa setiap film
dapat dibedakan apakah film tersebut berkesan dangkal atau film tersebut
berkesan yang mendalam di diri kita. Tiap orang dapat mempersepsi dan memahami
dalam benak individu masing–masing. Apabila film tersebut berkesan dangkal,
maka film tersebut hanya lewat begitu saja di dalam memori kita tanpa
menyimpannya. Lain lagi bila film tersebut berkesan mendalam karena kita akan
menangis tersedu-sedu atau tertawa terbahak-bahak bila kita sangat menyukainya,
dan tentu saja akan mengingat dan menyimpannya dalam memori kita, setelah itu
kita dapat mengapresiasikannya.
Dari sini sudah jelas betapa pentingnya apresiasi itu,
terutama apresiasi film. Atas dasar itu hal penting yang harus dikemukakan,
apresiasi film harus dilakukan secara seimbang antara unsur estetika
(keindahan) dan unsur progresif (muatan ide–ide yang ditawarkan). (Sumarno, 1996: 29). Sebagai karya seni, film terbukti
dituntut harus kreatif dengan menampilkan hal–hal yang sesuai dengan kenyataan
atau realitas dan ditambah unsur–unsur hiburan.
Media komunikasi visual lebih sederhana tuntutannya
dibandingkan dengan menghayati media lain.
Media visual juga dipandang paling efektif karena dapat
diterima oleh semua orang dengan mengabaikan tingkat pendidikan, usia, dan
kecerdasan. Jadi, tanpa membedakan latar belakang sosial budaya. Alasannya
media visual menyampaikan ide dengan cara langsung, yaitu memperlihatkan benda
atau obyek konkritnya. (Sumarno, 1996:
26)
Televisi adalah media yang baik untuk mempengaruhi
publik, berbeda dengan radio atau surat kabar yang banyak menggunakan
kata–kata, sehingga proses penafsirannya agak sulit untuk semua golongan
masyarakat, dengan menonton televisi orang akan lebih senang menontonnya
berjam-jam tanpa kelelahan dibandingkan kita harus membaca koran atau mendengarkan
radio berjam-jam pula.
Setiap orang dapat mempersepsikan dan memahami film yang
telah ditontonnya yang disebut mengapresiasi film, yang berguna untuk:
- Memperoleh manfaat yang maksimal dari pertunjukan film
- Dapat menghargai film yang baik dan mengesampingkan film yang buruk
- Dapat menjaga diri dari pengaruh–pengaruh negatif yang mungkin timbul dari film. (Sumarno, 1996)
Dengan
mengapresiasikan film, maka akan memperoleh hasil yang diinginkan dari setiap
menonton pertunjukan film. Mengapresiasikan itu berarti dapat menghargai
film–film dan akhirnya akan dapat membedakan pengaruh negatif dan positif dari
film tersebut.
Film adalah medium komunikasi massa yaitu alat
penyampaian berbagai jenis pesan dalam peradaban modern ini. Film menjadi
medium ekspresi artistik, yaitu menjadi alat bagi senimam-seniman film untuk
mengutarakan ide lewat suatu wawasan keindahan. Kemampuan film mengungkapkan
sesuatu benar-benar tak terbatas, apresiasi yang seimbang dapat menempatkan
pandangan, seharusnya film bukan sekedar
barang dagangan, atau hanya barang seni, melainkan juga karya ekspresi
kebudayaan sebagai hasil penjelajahan dan pergulatan terhadap kehidupan
manusia, tetapi sekarang yang terjadi kenyataannya lain atau justru sebaliknya.