FAKTOR PSIKOSOSIAL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS TIDUR

Ada beberapa Faktor Psikososial yang mempengaruhi kualitas tidur. Gangguan tidur dilaporkan oleh 90% individu yang mengalami stres, perasaan cemas, dan depresi (Chokroverty, 1999; Suryani, 2004). Hal ini terjadi pada seseorang yang mempunyai penyakit(Potter & Perry, 2005).  
Stres
Seseorang dapat mengalami stres emosional karena penyakit. Oleh karena itu emosi seseorang dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Stres emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidak tidur. Stres juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur, atau terlalu banyak tidur. Stres yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk (Potter & Perry, 2005). Stres dapat mengubah pola tidur seseorang dalam beberapa waktu. Selama adanya stres psikologis, waktu yang dibutuhkan untuk memulai tidur dan tahap tidur NREM ke 1 dan 2 meningkat (Monroe, Simons, dan Thasle, 1992; Lee, 1997; Suryani, 2004).
Cemas
Penderita penyakit yang memiliki resiko terhadap kecemasan adalah mereka yang takut dan khawatir akan penyakitnya, diisolasi dari keluarga dan kerabat, dan tidak familiar dengan lingkungan (Webster & Thompson, 1986). Perasaan cemas menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk memulai tidur sangat lama, tahap tidur NREM ke 4 dan tidur REM menurun, serta pasien lebih sering terbangun pada malam hari (Karacan et al, 1968, 1978; Closs, 1988; Suryani, 2004).
Depresi
Depresi merupakan suatu penyakit yang berpengaruh kepada efek kejiwaan. Seseorang yang telah terkena depresi akan mengalami gangguan tidur yang mana ciri khas seseorang yang terkena sindrome tersebut adalah susah untuk tidur dan selalu murung (Septiyadi, 2005). 

Artikel Terkait :