FILM SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI MASSA
Film sebagai media komunikasi massa sangat memegang
peranan penting. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat
tertentu. (Effendy, 1986). Pesan film sebagai media komunikasi
massa dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi film tersebut. Akan tetapi,
umumnya sebuah film dapat mencakup berbagai pesan, baik itu pesan pendidikan,
hiburan dan informasi. Pesan dalam film adalah menggunakan mekanisme
lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan, suara,
perkataan, percakapan dan sebagainya.
Film juga dianggap sebagai media komunikasi yang ampuh
terhadap massa yang menjadi sasarannya, karena sifatnya yang audio visual,
yaitu gambar dan suara yang hidup. Dengan gambar dan suara, film mampu
bercerita banyak dalam waktu singkat. Ketika menonton film penonton seakan-akan
dapat menembus ruang dan waktu yang dapat menceritakan kehidupan dan bahkan
dapat mempengaruhi audiens.
Dewasa ini
terdapat berbagai ragam film, meskipun cara pendekatannya berbeda-beda, semua
film dapat dikatakan mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang
terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Selain itu, film dapat dirancang
untuk melayani keperluan publik terbatas maupun publik yang seluas-luasnya.
Pada dasarnya film dapat dikelompokan ke dalam dua
pembagian dasar, yaitu kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain
menggolongkan menjadi film fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah film yang
diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan
aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukan di
bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi dengan dukungan
sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan
sebagai subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan (Sumarno,
1996).
Dalam perkembangannya, film cerita dan non cerita saling
mempengaruhi dan melahirkan berbagai jenis film yang memiliki ciri, gaya dan
corak masing-masing. Seperti halnya dengan film Pendekar Awan dan Angin yang
saat ini dibahas penulis, film ini termasuk film cerita karena ceritanya
dikarang yang dipertunjukan ditelevisi dengan dukungan iklan.
Film cerita agar tetap diminati penonton harus tanggap
terhadap perkembangan zaman, artinya ceritanya harus lebih baik, penggarapannya
yang profesional dengan teknik penyuntingan yang semakin canggih sehingga
penonton tidak merasa dibohongi dengan trik-trik tertentu bahkan seolah-olah
justru penonton yang menjadi aktor/aktris di film tersebut.. Dalam pembuatan
film cerita diperlukan proses pemikiran dan proses teknis, yaitu berupa
pencarian ide, gagasan atau cerita yang digarap, sedangkan proses teknis berupa
keterampilan artistik untuk mewujudkan segala ide, gagasan atau cerita menjadi
film yang siap ditonton.