JENIS-JENIS TIDUR
Ada beberapa Jenis-jenis Tidur. Pada hakekatnya tidur dapat
diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu tidur dengan gerakan bola mata
cepat (Rapid Eye Movement-REM), dan tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non
Rapid Eye Movement-NREM). Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau
tidur paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya nyenyak sekali, namun
fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif.
Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah,
gerakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak-balik), sekresi lambung
meningkat, ereksi penis pada laki-laki, gerakan otot tidak teratur, kecepatan
jantung, dan pernafasan tidak teratur, sering lebih cepat, serta suhu dan
metabolisme meningkat.
Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM
gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar. Tanda-tandanya
yaitu mimpi berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun, kecepatan pernafasan
turun, metabolisme turun, dan gerakan bola mata lambat. Tidur NREM memiliki
empat tahap yang masing-masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas
gelombang otak.
Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang beralih dari sadar
menjadi tidur. Tahap ini ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks,
seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak
ke kiri dan ke kanan, kecepatan jantung dan pernafasan turun secara jelas.
Seseorang yang tidur pada tahap ini dapat dibangunkan dengan mudah. Tahap II
merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun. Tahap ini ditandai
dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, tonus otot
perlahan-lahan berkurang, serta kecepatan jantung dan pernafasan turun dengan
jelas. Tahap II berlangsung sekitar 10-15 menit. Tahap III, keadaan fisik lemah
lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung,
pernafasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi
saraf parasimpatis.
Seseorang yang tidur pada tahap ini sulit dibangunkan. Tahap IV merupakan
tahap tidur dimana seseorang berada dalam keadaan rileks, jarang bergerak
karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai dan sulit dibangunkan. Pada tahap
ini dapat terjadi mimpi dan dapat memulihkan keadaan tubuh.
Selain keempat tahap diatas, ada satu tahap lagi yaitu tahap V. Tahap
kelima ini merupakan tahap REM yang ditandai dengan kembali bergeraknya kedua
bola mata berkecepatan tinggi dari tahap-tahap sebelumnya (Asmadi, 2008).