KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK-LIRIK LAGU GRUP MUSIK RAGE AGAINST THE MACHINE

Kali ini saya akan share sedikit tentang kritik sosial dalam lirik-lirik lagu grup Music Rage Against The Machine. Saat ini, jenis - jenis  komunikasi yang terjalin antar manusia sangat luas ruang lingkup dan macamnya. Umumnya, jenis - jenis komunikasi yang terjadi ditinjau dari jumlah pihak yang terlibat di dalamnya. Salah satunya yaitu komunikasi massa. Disebut komunikasi massa karena sasaran yang dituju dalam proses komunikasinya bersifat massal.  Komunikasi massa mempunyai 4 karakteristik yaitu: bersifat umum, komunikannya heterogen, menimbulkan keserempakan dan bersifat non pribadi.
Pesan yang disampaikan oleh komunikator biasanya mengandung informasi, gagasan dan sikap. Dalam komunikasi massa, sang komunikator harus mengetahui apa yang ingin  disampaikannya dan bagaimana cara yang digunakan untuk menyampaikannya agar memudahkan pencapaian tujuan pesan tersebut serta menimbulkan pemahaman di benak komunikan. Untuk itu diperlukan sarana penyaluran pesan yang efektif, yaitu media massa, dalam hal ini adalah media massa modern seperti radio, surat kabar, televisi dan film.
Sifat pesan melalui media massa adalah umum. Media massa adalah sarana untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas, bukan hanya untuk kelompok tertentu. Pesan yang disampaikan dapat berupa bermacam - macam bentuk, `antara lain melalui pemutaran film, siaran radio, siaran televisi, artikel surat kabar, dan musik atau lagu.
Jenis musik yang dikenal saat ini sangat beragam  yaitu pop, rap, metal, alternative dan rock, bahkan kombinasi antara berbagai jenis musik tersebut.  Musik menjadi sarana dalam mengkomunikasikan pesan - pesan tertentu  dari si penyanyi yang ditujukan kepada khalayak umum. Menurut Suzan Piper dan Sawung Jabo dalam artikel di majalah Prisma, bahwa musik rock bukan lagi sekedar hiburan, ia telah menjadi arena bisnis tempat menemukan popularitas bahkan untuk keperluan politik.  Hal ini tercantum juga dalam ulasan majalah Music yang menyatakan bahwa kehadiran grup musik Rage Against The Machine yang mengkombinasikan heavy metal, punk rock dan rap dalam karya - karya mereka, membuktikan bahwa musik dapat menjadi media pengingat bagi penguasa yang tidak arif dan bijaksana kepada rakyatnya. 
Musik tidak hanya berupa bunyi - bunyian nada yang harmonis saja, tetapi juga dilengkapi dengan lirik yang mengandung buah pikiran pengarang atau penyanyi, yang mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan ingin disampaikan kepada orang lain. Lirik merupakan gabungan pesan, ide atau gagasan dari seorang pengarang lagu dalam mengekspresikan segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan sosial di masyarakat ke dalam bentuk kumpulan kata atau kalimat.
Di sinilah peran bahasa dibutuhkan. Sebab, sang pencipta atau penyanyi , yang berkomunikasi melalui lirik dan mengandalkan kekuatan kata - kata, yang merupakan bagian dari bahasa.
Hal ini sesuai dengan fungsi terpenting dari bahasa,  yaitu sebagai alat komunikasi dan interaksi. Menurut George A. Miller:
“Kini ada seperangkat perilaku yang dapat mengendalikan pikiran dan tindakan orang lain secara perkasa. Teknik ini dapat mengubah pendapat dan keyakinan, menipu, membuat gembira dan sedih, dapat memasukkan gagasan - gagasan baru dan dapat digunakan untuk mengendalikan diri sendiri. Teknik tersebut adalah bahasa yang merupakan kumpulan kata - kata” (dalam Rakhmat, 1999).
Rage Against The Machine yang beranggotakan Zack de La Rocha (vokal), Tom Morello (gitar), Timmy C (Bass), dan Brad Wilk (drums),  adalah salah satu grup rock terkenal yang bermarkas di Los Angeles, Amerika Serikat. Lirik  - lirik lagu grup musik Rage Against The Machine banyak menjurus kepada kritik sosial, yaitu kritik yang menanggapi berbagai masalah sosial dalam masyarakat, atau seperti diungkapkan dalam definisi berikut ini:  “Kritik sosial yaitu penilaian atas nilai yang dihubungkan dengan perlunya situasi dan perilaku ideal” (Sobur, 2001). Kritik mereka diarahkan kepada pemerintah dengan tujuan mengajak dan mempengaruhi masyarakat untuk mulai bersikap kritis terhadap pemerintah.
Isi dari lirik lagu mereka dan tema lagunya dinilai sangat radikal dan memprovokasi massa. Lirik lagu mereka dianggap tidak membawa pesan - pesan yang sifatnya mendidik dan berbudaya. Oleh karena itu,  mereka sering dinilai sebagai biang kerusuhan dan kekerasan karena dianggap tidak menjunjung tinggi penegakan hukum. Aparat polisi, di beberapa negara bagian Amerika Serikat hingga pemerintah Meksiko, melarang mereka untuk mengadakan konser ataupun kegiatan yang berhubungan dengan penggalangan massa, bahkan sempat lagu - lagu mereka dilarang diputar di beberapa stasiun tv
Perdebatan - perdebatan tentang lagu - lagu grup musik Rage Against The Machine menggambarkan besarnya perhatian masyarakat terhadap mereka. Tidak munculnya lagu tersebut di televisi memperlihatkan anggapan bahwa isi pesan dalam lirik lagu yang disebarkan melalui media massa akan berpengaruh bagi khalayak pendengar.       
Hal itu bisa dilihat dari contoh lagu dari grup musik Rage Against The Machine yang berjudul  ‘Killing In The Name’, liriknya sebagai berikut:
“ Killing in the name of! Some of those that were forces are the same that burn crosses. Killing in the name of! And now you do what they told you. But now you do what they told you. Well now you do what they told you. Those who died are justified, for wearing the badge, they’re the chosen whites. Those who died are justified, for wearing the badge, they’re the chosen whites . Some of those that were forces are the same that bore crosses ” (album Rage Against The Machine, tahun 1992).
Lirik ini dapat diartikan sebagai berikut:
“Membunuh atas nama! Beberapa dari mereka yang berwenang adalah sama dengan yang membakar simbol. Dan sekarang kalian lakukan apa yang mereka perintahkan. Jatuhnya korban dibenarkan, karena mereka mempunyai lencana, dan mereka adalah aparat kulit putih ‘yang terpilih’.  Beberapa dari mereka yang berwenang adalah sama dengan yang membakar simbol“
Lagu ini diilhami tentang  peristiwa penangkapan tokoh aktivis suku indian yang bernama Leonard Peltier yang dijatuhi hukuman mati tanpa melalui proses peradilan yang adil serta pembantaian bangsa indian oleh pemerintah dengan dalih keberadaan mereka yang ilegal. Hal - hal tersebutlah yang menjadikan band ini banyak menuai pro dan kontra.

Artikel Terkait :