MIKROBA PENGHASIL KITINASE

Mikroba penghasil kitinase ada beberapa macam. Kitin mempunyai rumus empiris (C6H9O4.NHCOCH3)n dan merupakan zat padat yang tidak larut dalam air, pelarut organik, alkali pekat, asam mineral lemah tetapi larut dalam asam-asam mineral yang pekat. Polisakarida ini mempunyai berat molekul tinggi dan merupakan polimer berantai lurus  dengan nama lain β-(1,4)-2-asetamida-2-dioksi-D-glukosa (N-asetil-D-Glukosamin)  (Suryanto et al., 2005).
Kitin mempunyai persamaan dengan selulosa, dimana ikatan yang terjadi antar monomernya terangkai dengan ikatan glukosida pada posisi  -1,4. Sedangkan perbedaannya pada selulosa adalah gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon nomor  2, pada kitin digantikan oleh gugus asetamida (NHCOCH3) sehingga kitin menjadi sebuah polimer berunit N-asetil-glukosamin.
Kitin merupakan homopolimer dari  -1,4 N-asetil-D-glukosamin dan merupakan polimer kedua terbanyak di alam setelah selulosa. Senyawa ini dapat ditemukan pada cangkang udang, kepiting, molusca, seranggga, annelida, dan beberapa dinding sel jamur dan alga. Kitin dapat  dihidrolisis secara enzimatis oleh enzim kitinase, menghasilkan monomer  -1,4-N-asetil-D-glukosamin (Yurnaliza, 2002).
Rantai kitin antara satu dengan yang lainnya berasosiasi dengan ikatan hidrogen yang sangat kuat antara gugus N-H dari satu rantai dan gugus C=O dari rantai yang berdekatan. Ikatan hidrogen menyebabkan kitin tidak dapat larut dalam air dan membentuk  formasi serabut (fibril) ((Cabib, (1987) dalam Suryantoa et al., (2005)). Kitosan merupakan kitin yang dihilangkan gugus asetilnya dengan menggunakan basa kuat. Gugus amina dan hidroksil menjadikan kitosan bersifat lebih aktif dan bersifat polikationik (Widodo et al., 2005).
Aktinomisetes, bakteri dan jamur merupakan organisme yang mampu memanfaatkan kitin sebagai sumber karbon dan nitrogen. Genus bakteri yang sudah banyak dilaporkan memiliki kitinase antara lain Aeoromonas, Alteromonas, Chromobacterium, Enterobacter, Ewingella, Pseudoalteromonas, Pseudomonas, Serratia, Vibrio, Bacillus, Pyrococcus ((Chernin et al., (1998); Pleban et al., (1997); Gao et al.,  (2003) dalam Suryantoa et al., (2005))  dan  Clostridia ((Patil et al., (2000) dalam Wahyuni (2008)).
Koloidal kitin merupakan salah satu substrat yang dapat digunakan untuk menginduksi kitinase pada bakteri,  jamur  dan aktinomisetes. Substrat ini mampu menginduksi enzim hidrolitik seperti β-1,4-N-asetilglukosaminidase, endokitinase dan kitobiosidase pada Aeromonas caviae, Enterobacter agglomeras, Bacillus cereus  ((Inbar and Chet, (1991); Chernin et al., (1995); (Pleban et al., (1997) dalam Suryanto et al., (2005)).

Artikel Terkait :