MOTIF DAN TUJUAN MENULIS
Beda penulis maka beda pula motif dan
tujuan menulis-nya. Pertanyaan “mengapa seseorang menulis” jawabannya akan
sangat beragam tergantung pada apa maksud atau tujuan menulis.
Menulis catatan harian tentu sangat berbeda tujuannya dengan menulis
untuk dipublikasikan melalui media cetak. Pada kasus yang pertama mungkin hanya
ditujukan sebagai memori atau kenangan bagi penulisnya sendiri, sedangkan pada
kasus yang kedua agar masyarakat luas mengetahui gagasan penulis tentang berbagai
hal yang menjadi materi penulisan.
Menulis dapat diartikan secara
sederhana, namun dapat pula ditafsirkan secara luas. Jadi tidak sekedar menuangkan informasi atau
pesan dari bahasa lisan ke bahasa tulisan.
Karena dilihat dari pandangan komunikasi, pertanyaan “mengapa seseorang
menulis” dapat ditelusuri dari segi motivasi menulis dan tujuan-tujuan yang
paling hakiki dari komunikasi.
Pada aspek yang pertama biasanya
jawabannya bisa sangat subyektif tergantung kepada siapa pertanyaan itu
ditujukan. Bagi seorang wartawan atau
jurnalis menulis adalah sebuah tuntunan
profesi yang harus dilakukan setiap hari. Demikian pula bagi seorang kolumnis,
menulis adalah tempat ia menggantungkan asap dapurnya. Tetapi, apapun juga motivasinya tulis-menulis
selalu berhubungan dengan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang
penulis untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap dan isi pikirannya
secara jelas dan efektif, kepada pembacanya.
Istilah menulis seringkali disamaartikan
dengan mengarang, karena memang dari kedua aktivitas tersebut akhir hasilnya
berupa tulisan. Namun demikian dalam
pengertian di sini menulis dibedakan dengan mengarang untuk membedakan antara
tulisan yang bersifat non fiksi dan tulisan fiksi. Menulis buah karyanya berupa tulisan non fiksi,
sedangkan mengarang buah karyanya berupa tulisan fiksi seperti cerpen, cerita
bersambung, atau novel.
Pada kegiatan menulis, seorang penulis
sangat membutuhkan dukungan fakta, data informasi dan pendapat orang lain yang
dianggap objektif dan bukan fiktif atau rekaan semata. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa
menulis adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan sebuah karya tulis yang
disusun berdasarkan tulisan dan pernyataan atau gagasan orang lain. Seorang penulis pada dasarnya melakukan semacam
kompilasi (meringkas kemudian menggabungkan ringkasan-ringkasan tersebut
menjadi satu) dari berbagai informasi, sehingga menjadi sebuah tuturan baru
yang utuh.
Seorang penulis dalam menuangkan segala
idenya hendaknya memiliki maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. Tujuan tersebut harus jelas, karena sebuah
kegiatan atau pekerjaan yang tanpa tujuan, akan menemui kesulitan dalam
pengerjaannya. Seperti yang diungkapkan Samantho bahwa : “Bila tidak dilandasi
tujuan yang jelas dan tegas, dapat menyebabkan tulisan tanpa arah yang
jelas. Akhirnya tulisan tidak dapat
dipahami pembaca” (Samantho, 2002).
Pada saat penentuan tujuan menulis,
seorang penulis pun perlu menyadari sasaran dari tujuan tersebut. Artinya kepada siapa ide, informasi tersebut
hendak disampaikan, dan yang terpenting tulisan yang disampaikannya harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik.
Seperti yang diungkapkan Hadiyanto, bahwa : “Seseorang tergerak untuk
menulis karena memiliki tujuan-tujuan objektif yang bisa dipertanggungjawabkan
di hadapan publik. Karena tulisan pada
dasarnya adalah sarana untuk menyampaikan pendapat atau gagasan agar dipahami
dan diterima orang lain” (Hadiyanto, 2001:11).
Dengan demikian tulisan merupakan salah satu sarana berkomunikasi yang
cukup efektif dan efisien untuk menjangkau khalayak massa yang luas.
Mengenai tujuan-tujuan menulis, akan
dijelaskan sebagai berikut:
Tujuan
menginformasikan
Tujuan menginformasikan merupakan tujuan yang pertama dan
utama dari kegiatan menulis. Tujuan
yang pertama dari menulis yaitu menginformasikan segala sesuatu, baik itu
fakta, data maupun peristiwa termasuk pendapat atau pandangan terhadap fakta,
data maupun peristiwa tersebut agar khalayak memperoleh pemahaman baru
(Hadiyanto, 2001).
Kesadaran manusia untuk menginformasikan
berbagai fakta telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Dalam peradaban modern, pengetahuan baru
selalu diketahui masyarakat melalui bermacam-macam publikasi baik berupa jurnal
ilmiah, maupun majalah dan surat kabar.
Demikian pula berbagai peristiwa
di seluruh belahan dunia dapat diketahui, misalnya melalui pemberitaan media
massa cetak maupun elektronik. Pendek kata masyarakat menjadi tahu banyak
hal antara lain melalui tulisan yang
tersebar di banyak publikasi, baik tercetak maupun secara elektronik.
Tujuan
mendidik
Mendidik adalah tujuan kedua dari
komunikasi melalui tulisan. Melalui tulisan, wawasan pengetahuan seseorang akan
terus bertambah, kecerdasan terus diasah, yang pada akhirnya akan menentukan
perilaku seseorang (Hadiyanto, 2001).
Pengetahuan seseorang tidak hanya
diperoleh melalui pendidikan formal saja, tidak pula cukup dari pergaulan
sosial, baik di lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial. Akan tetapi dapat diperoleh dari berbagai tulisan,
karena kelebihan komunikasi melalui tulisan terletak pada kualitas informasi
atau kredibilitas, kemudahan pemanfaatannya, dan lebih mampu menjangkau banyak
orang.
Sebuah pesan komunikasi tertulis
biasanya sudah dipersiapkan secara matang, didukung dengan data-data yang telah
teruji kebenarannya, sehingga orang akan lebih percaya informasi yang tertulis
dibandingkan dengan informasi yang disampaikan secara lisan. Dengan ciri-ciri seperti itulah, mengapa
pesan-pesan tertulis sangat besar peranannya dalam mendukung proses dan
kegiatan pendidikan.
Surat kabar merupakan media yang dapat
dijadikan sebagai sarana pendidikan massa (Mass
education). Surat kabar memuat
tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca
bertambah pengetahuannya. Mendidik
melalui tulisan (dalam hal ini surat kabar) dapat berupa berita, tajuk rencana
atau rubrik.
Tujuan
Membujuk
Seorang penulis biasanya tidak hanya bertujuan
menginformasikan sesuatu agar khalayak
tahu terhadap apa yang kita komunikasikan.
Seorang penulis mengharapkan pula pembaca dapat menentukan sikap, apakah
menyetujui atau mendukung yang dikemukakan.
Seorang penulis harus mampu membujuk dan meyakinkan pembaca dengan
menggunakan gaya bahasa persuasif (Hadiyanto, 2001).
Sepanjang diarahkan kepada hal-hal yang
positif, karya tulis yang bertujuan mempengaruhi sikap dan tingkah laku ini
jelas sangat berperan besar dalam proses pendidikan masyarakat. Tujuan ini
hanya mungkin dicapai bila materi atau pesan yang dikomunikasikan melalui
tulisan sangat bermanfaat dan dianggap penting bagi khalayak pembaca. Oleh karena itu, fungsi persuasi dari sebuah
tulisan akan dapat berhasil apabila penulis mampu menyajikannya dengan gaya
bahasa yang menarik, akrab, dan mudah dicerna.
Tujuan
menghibur
Bagi seorang penulis yang piawai,
walaupun persoalan yang dikemukakan dalam tulisannya menyangkut hal-hal yang
pelik dan sensitif, ia masih mempunyai celah dan cara bagaimana agar
penyajiannya tetap menyejukkan kalbu dan perasaan pembaca.
Menghibur pembaca melalui tulisan dapat berupa bacaan-bacaan “ringan” yang kaya
dengan anekdot, cerita dan pengalaman lucu yang dapat melepaskan ketegangan
setelah disuguhkan berita-lempang (hard
news). Menurut Andi Baso Mappatoto
bahwa tujuan menghibur dalam sebuah karangan dapat diartikan sebagai apa saja
yang dapat menyenangkan perasaan, memuaskan dan mengembangkan selera estetika
pembaca (Mappatoto, 1999).
Surat kabar tidak seluruhnya berisi
berita-berita yang berat, yang membutuhkan konsentarasi dalam membaca., tetapi
di dalamnya terdapat tulisan-tulisan yang dapat dijadikan hiburan bagi pembaca,
misalnya karikatur, cerita pendek atau rubrik. Salah satunya adalah rubrik
“Bengkel Cinta” yang terdapat pada HU Pikiran Rakyat yang bertujuan untuk
menghibur pembaca, dimana di dalamnya berisi tulisan yang mengandung humor,
anekdot juga cerita unik seseorang untuk mendapatkan cinta lawan jenis. Rubrik
tersebut dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadi sarana hiburan serta
dapat menarik minat baca.
Sebuah tulisan yang baik adalah apabila
mampu mengkombinasikan keempat tujuan tersebut secara wajar dan proporsional.
Walaupun demikian, penekanan pada salah satu tujuan juga sangat penting untuk
memilih gaya penulisan atau penyajian yang paling sesuai.