PENGERTIAN RUMAH SEHAT
Ada beberapa Pengertian Rumah Sehat. Menurut Azwar (1986:), rumah dapat
diartikan sebagai tempat untuk melepaskan lelah, beristirahat, tempat bergaul dengan
keluarga, sebagai tempat untuk melindungi diri dari segala ancaman, sebagai
lambang sosial. Secara umum rumah dapat
dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria yaitu:
- Memenuhi kebutuhan fisiologis meliputi pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
- Memenuhi kebutuhan psikologis meliputi privacy, komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
- Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah meliputi penyediaan air bersih, pengelolaan tinja, limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian tidak berlebihan dan cukup sinar matahari pagi.
- Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain fisik rumah yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
Menurut Depkes RI (2005), rumah sehat adalah proporsi rumah yang memenuhi
kriteria sehat minimum komponen rumah dan sarana sanitasi dari tiga komponen (rumah,
sarana sanitasi dan perilaku) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Minimum yang memenuhi kriteria sehat pada masing-masing parameter adalah
sebagai berikut:
- Minimum dari kelompok komponen rumah adalah langit-langit, dinding, lantai, jendela kamar tidur, jendela ruang keluarga, ventilasi, sarana pembuangan asap dapur dan pencahayaan.
- Minimum kelompok fasilitas pendukung rumah sehat adalah sarana air bersih, jamban (sarana pembuangan kotoran), sarana pembuangan air limbah (SPAL) dan sarana pembuangan sampah.
- Perilaku. Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat untuk menitikberatkan pada pengawasan terhadap strukur fisik yang digunakan sebagai tempat berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Azwar, 1986)
Sanitasi rumah sangat erat kaitannya dengan angka kesakitan penyakit
menular, terutama ISPA. Lingkungan perumahan sangat berpengaruh pada terjadinya
dan tersebarnya ISPA (Azwar, 1990).
Rumah yang tidak sehat dapat menjadi reservoir penyakit bagi seluruh
lingkungan, jika kondisi tidak sehat bukan hanya pada satu rumah tetapi pada
kumpulan rumah (lingkungan pemukiman). Timbulnya permasalahan kesehatan
dilingkungan pemukiman pada dasarnya disebabkan karena tingkat kemampuan
ekonomi yang rendah, karena rumah dibangun berdasarkan kemampuan penghuninya
(Notoatmodjo, 2007).
Menurut Ranuh (1997), sanitasi
lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang
mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan
perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit.
Akibat dari kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit misal diare,
kecacingan, tifus abdominialis, hepatitis, malaria, demam berdarah dan sebagainya.
Demikian pula dengan polusi udara yang tidak baik yang berasal dapat
berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian ISPA.