PENGGOLONGAN PESTISIDA
Penggolongan Pestisida dapat dibagi dalam beberapa jenis. Pestisida
mempunyai sifat-sifat fisik, kimia dan daya kerja yang berbeda-beda, karena itu
dikenal banyak macam pestisida. Pestisida dapat digolongkan menurut berbagai
cara tergantung pada kepentingannya, antara lain: berdasarkan sasaran yang akan
dikendalikan, berdasarkan cara kerja, berdasarkan struktur kimianya dan berdasarkan
bentuknya.
Penggolongan pestisida berdasarkan sasaran yang akan dikendalikan yaitu (Wudianto,
2001):
- Insektisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang bisa mematikan semua jenis serangga.
- Fungisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun dan bisa digunakan untuk memberantas dan mencegah fungi/cendawan.
- Bakterisida. Disebut bakterisida karena senyawa ini mengandung bahan aktif beracun yang bisa membunuh bakteri.
- Nematisida, digunakan untuk mengendalikan nematoda/cacing.
- Akarisida atau sering juga disebut dengan mitisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk membunuh tungau, caplak, dan laba-laba.
- Rodentisida adalah bahan yang mengandung senyawa kimia beracun yang digunakan untuk mematikan berbagai jenis binatang pengerat, misalnya tikus.
- Moluskisida adalah pestisida untuk membunuh moluska, yaitu siput telanjang, siput setengah telanjang, sumpil, bekicot, serta trisipan yang banyak terdapat di tambak.
- Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma.
Sedangkan jika dilihat dari cara kerja pestisida tersebut dalam membunuh
hama dapat dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu (Ekha, 1988):
- Racun perut. Pestisida yang termasuk golongan ini pada umumnya dipakai untuk membasmi serangga-serangga pengunyah, penjilat dan penggigit. Daya bunuhnya melalui perut.
- Racun kontak. Pestisida jenis racun kontak, membunuh hewan sasaran dengan masuk ke dalam tubuh melalui kulit, menembus saluran darah, atau dengan melalui saluran nafas.
- Racun gas. Jenis racun yang disebut juga fumigant ini digunakan terbatas pada ruangan-ruangan tertutup.
Menurut Dep.Kes RI Dirjen P2M dan PL 2000 dalam Meliala 2005, berdasarkan
struktur kimianya pestisida dapat digolongkan menjadi:
Golongan organochlorin misalnya
DDT, Dieldrin, Endrin dan lain-lain
Umumnya golongan ini mempunyai sifat: merupakan racun yang universal, degradasinya
berlangsung sangat lambat larut dalam lemak.
Golongan organophosfat misalnya
diazonin dan basudin
Golongan ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: merupakan racun yang tidak
selektif degradasinya berlangsung lebih cepat atau kurang persisten di lingkungan,
menimbulkan resisten pada berbagai serangga dan memusnahkan populasi predator
dan serangga parasit, lebih toksik terhadap manusia dari pada organokhlor.
Golongan carbamat termasuk baygon,
bayrusil, dan lain-lain
Golongan ini mempunyai sifat sebagai berikut : mirip dengan sifat
pestisida organophosfat, tidak terakumulasi dalam sistem kehidupan, degradasi
tetap cepat diturunkan dan dieliminasi namun pestisida ini aman untuk hewan, tetapi
toksik yang kuat untuk tawon.
Senyawa dinitrofenol misalnya
morocidho 40EC
Salah satu pernafasan dalam sel hidup melalui proses pengubahan ADP(Adenesone-5-diphosphate)
dengan bantuan energi sesuai dengan kebutuhan dan diperoleh dari rangkaian
pengaliran elektronik potensial tinggi ke yang lebih rendah sampai dengan
reaksi proton dengan oksigen dalam sel. Berperan memacu proses pernafasan
sehingga energi berlebihan dari yang diperlukan akibatnya menimbulkan proses
kerusakan jaringan.
Pyretroid
Salah satu insektisida tertua di dunia, merupakan campuran dari beberapa ester
yang disebut pyretrin yang diekstraksi dari bunga dari genus Chrysanthemum. Jenis pyretroid yang relatif stabil terhadap sinar matahari adalah:
deltametrin, permetrin, fenvalerate. Sedangkan jenis pyretroid yang sintetis
yang stabil terhadap sinar matahari dan sangat beracun bagi serangga adalah :
difetrin, sipermetrin, fluvalinate, siflutrin, fenpropatrin, tralometrin,
sihalometrin, flusitrinate.
Fumigant
Fumigant adalah senyawa atau campuran yang menghasilkan gas atau uap atau
asap untuk membunuh serangga , cacing, bakteri, dan tikus. Biasanya fumigant
merupakan cairan atau zat padat yang murah menguap atau menghasilkan gas yang
mengandung halogen yang radikal (Cl, Br, F), misalnya chlorofikrin,
ethylendibromide, naftalene, metylbromide, formaldehid, fostin.
Petroleum
Minyak bumi yang dipakai sebagai insektisida dan miksida. Minyak tanah yang
juga digunakan sebagai herbisida.
Antibiotik
Misanya senyawa kimia seperti penicillin yang dihasilkan dari mikroorganisme
ini mempunyai efek sebagai bakterisida dan fungisida.
Bentuk pestisida yang merupakan formulasi ada berbagai macam. Formulasi
ini perlu dipertimbangkan sebelum membeli untuk disesuaikan dengan ketersediaan
alat yang ada, kemudahan aplikasi, serta efektivitasnya (Wudianto, 2001).
Tepung hembus, debu (dust=D)
Bentuk tepung kering yang hanya terdiri atas bahan aktif, misalnya
belerang, atau dicampur dengan pelarut aktif yang bertindak sebagai karier,
atau dicampur bahan-bahan organik seperti walnut, talk. Dalam penggunaannya pestisida
ini harus dihembuskan menggunakan alat khusus yang disebut duster.
Butiran (Granula=G)
Pestisida ini berbentuk butiran padat yang merupakan campuran bahan aktif
berbentuk cair dengan butiran yang mudah menyerap bahan aktif. Penggunaanya
cukup ditaburkan atau dibenamkan disekitar perakaran atau dicampur dengan media
tanaman.
Tepung yang dapat disuspensi dalam air (wettablebpowder = WP)
Pestisida berbentuk tepung kering agak pekat ini belum dapat secara
langsung digunakan secara langsung untuk memberantas jasad sasaran, harus
terlebih dulu dibasahi air. Hasil campurannya dengan air disebut suspensi.
Pestisida jenis ini tidak larut dalam air, melainkan hanya tercampur saja. Oleh
karenaitu, sewaktu disemprotkan harus sering diaduk atau tangki penyemprot digoyang-goyang.
Tepung yang larut dalam air (water-soluble powder = SP)
Jenis pestisida ini sepintas mirip dengan bentuk WP, penggunaan juga dicampur
dengan air. Perbedaanya jenis ini larut dalam air jadi dalam penggunaanya dalam
penyemprotan, pengadukan hanya dilakukan sekali pada waktu pencampuran.
Suspensi (flowable concentrate = F)
Formulasi ini merupakan campuran bahan aktif yang ditambahkan pelarut serbuk
yang dicampur dengan sejumlah kecil air. Hasilnya adalah seperti pasta yang
disebut campuran pasta.
Cairan (emulsifiable = EC)
Bentuk pestisida ini adalah cairan pekat yang terdiri dari campuran bahan
aktif dengan perantara emulsi. Dalam penggunannya, biasanya dicampur dengan
bahan pelarut berupa air. Hasil pengecerannya atau cairan semprotnya disebut
emulsi.
Ultra Low Volume (ULV)
Pestisida bentuk ini merupakan jenis khusus dari formulasi S(solution). Bentuk
murninya merupakan cairan atau bentuk padat yang larut dalam solven minimum.
Konsentrat ini mengandung pestisida berkonsentrasi tinggi dan diaplikasikan
langsung tanpa penambahan air.
Solution(S)
Solution merupakan formulasi yang dibuat dengan melarutkan pestisida ke dalam
pelarut organik dan dapat digunakan dalam pengendalian jasad pengganggu secara
langsung tanpa perlu dicampur dengan bahan lain.
Aerosol (A)
Aerosol merupakan formulasi yang terdiri dari campuran bahan aktif
berkadar rendah dengan zat pelarut yang mudah menguap (minyak) kemudian dimasukkan
ke dalam kaleng yang diberi tekanan gas propelan. Formulasi jenis ini banyak
digunakan di rumah tangga, rumah kaca, atau perkarangan.
Umpan beracun (Poisonous Bait = B)
Umpan beracun merupakan formulasi yang terdiri dari bahan aktif pestisida
digabungkan dengan bahan lainnya yang disukai oleh jasad pengganggu.
Powder concentrate (PC)
Formulasi ini berbentuk tepung, penggunaanya dicampur dengan umpan dan dipasang
di luar rumah. Pestisida jenis ini biasanya tergolong Rodentisida yaitu untuk
memberantas tikus.
Ready Mix Bait (RMB)
Formulasi ini berbentuk segi empat (blok) besar dengan bobot 300gram dan blok
kecil dengan bobot 10-20 gram serta pellet. Formulasi ini berupa umpan beracun
siap pakai untuk tikus.
Pekatan yang dapat larut dalam air (Water Soluble Concentrate = WSC)
Merupakan formulasi berbentuk cairan yang larut dalam air. Hasil pengecerannya
dengan air disebut larutan.
Seed Treatment (ST)
Formulasi ini berbentuk tepung. Penggunaanya dicampurkan dengan sedikit air
sehingga terbentuk suatu pasta. Untuk perlakuan benih digunakan formulasi ini.